PERSEPSI MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI TENTANG KUOTA TIGA PULUH PERSEN PEREMPUAN DI PARLEMEN


Hartono , 3501403034 (2010) PERSEPSI MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI TENTANG KUOTA TIGA PULUH PERSEN PEREMPUAN DI PARLEMEN. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

This is the latest version of this item.

[thumbnail of PERSEPSI MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI TENTANG KUOTA TIGA PULUH PERSEN PEREMPUAN DI PARLEMEN] Microsoft Word (PERSEPSI MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI TENTANG KUOTA TIGA PULUH PERSEN PEREMPUAN DI PARLEMEN) - Published Version
Download (54kB)

Abstract

Hartono. 2010.“Persepsi Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Tentang Kuota Tiga Puluh Persen Perempuan di Parlemen (Studi Kasus di Jurusan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang)”. Skripsi Jurusan Sosiologi dan Antropologi. Dr. Tri Marhaeni P.A., M.Hum.dan Drs.Ngabiyanto M. Si. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. 97 h Kata Kunci: Persepsi, Kuota perempuan, Parlemen Perempuan dan politik adalah dua hal yang masih kontradiktif di Indonesia, Perempuan dalam masyarakat, masih dianggap sebagai kelas kedua yang hanya boleh bekerja di ranah domestik, konstruksi gender ini tentu sangat merugikan perempuan, karena tidak bisa berpartisipasi dalam ruang publik maupun politik untuk memperjuangkan hak-haknya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa kuota tiga puluh persen yang diberikan kepada perempuan di parlemen, yang merupakan jalan bagi perempuan untuk lebih berpartisipasi dalam bidang politik. Persepsi mahasiswa sangat diperlukan untuk mendukung dan memaksimalkan program ini, karena mahasiswa adalah agent of change yang pemikirannya sangat penting untuk mendukung kebijakan vital pemerintah, terutama hak-hak kaum perempuan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pemahaman mahasiswa prodi pendidikan sosiologi dan antropologi tentang konsep gender? 2) Bagaimana persepsi mahasiswa prodi pendidikan sosiologi dan antropologi tentang perempuan yang terjun di bidang politik? 3) Bagaimana persepsi mahasiswa prodi pendidikan sosiologi dan antropologi tentang kuota tiga puluh persen perempuan di parlemen? Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui pemahaman mahasiswa sosiologi dan antropologi tentang konsep gender, 2) mengetahui persepsi mahasiswa sosiologi dan antropologi tentang kuota tiga puluh persen perempuan di parlemen. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, baik kepada dunia ilmu pengetahuan (teoritis) maupun kepada pengambilan kebijakan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan serta memperkaya khasanah baru dalam pengembangan studi perempuan dan pembangunan, serta sosiologi gender. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari subjek yang diteliti. Sasaran utama dalam penelitian ini adalah mahasiswa sosiologi dan antropologi. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi data. Analisis data mencakup 4 hal yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi Analisis data menggunakan model analisis interaktif dari miles & Hubberman. Hasil penelitian ini adalah: 1) Pemahaman mahasiswa sosiologi dan antropologi tentang gender sangat beragam namun dapat disimpulkan bahwa gender adalah konstruksi peran dan budaya antara laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh masyarakat. Mahasiswa mendukung dan sepakat jika perempuan bekerja di luar rumah atau bekerja di sektor publik selama perempuan tidak melupakan tugasnya dalam keluarga sebagai ibu sekaligus istri. Mahasiswa juga tidak mempermasalahkan tentang pemimpin perempuan, selama perempuan memiliki kapasitas, bakat dan kemampuan yang baik di bidang politik dan pemerintahan, 2) persepsi mahasiswa tentang perempuan yang terjun ke dalam dunia politik cukup positif, mahasiswa berpendapat bahwa kaum perempuan itu perlu dan layak terjun dalam ranah publik dan domestik karena perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Perempuan perlu menduduki sektor penting dalam politik dan pemerintahan agar mampu menghasilkan kebijakan yang mendukung kepentingan kaum perempuan, 3) persepsi mahasiswa sosiologi dan antropologi tentang kuota tiga puluh persen di parlemen sangat berbeda-beda dan sangat beragam. Menurut mahasiswa, kuota tiga puluh persen ini merupakan suatu awal dari sebuah perjuangan perempuan untuk dapat duduk di parlemen, dimana pemerintah menyediakan tempat setidaknya tiga puluh persen. Namun karena saat ini partisipasi perempuan masih minim, maka untuk saat ini angka tiga puluh persen belum terpenuhi. Selain itu, hambatan-hambatan struktural dan kultural dalam masyarakat, menyebabkan ruang gerak perempuan di politik menjadi terbatas yang menyebabkan perempuan belum mampu bersaing dengan laki-laki. Saran yang dikemukakan penulis yaitu sebagai berikut: 1) Kaum perempuan sebaiknya tidak menyandarkan harapannya pada kuota tiga puluh persen ini, tetapi lebih berusaha untuk memaksimalkan potensi dan kapabilitas dirinya di bidang politik dan pemerintahan agar mampu menduduki posisi penting, terutama di parlemen atau badan legislatif, 2) Kuota tiga puluh persen perempuan saat ini belum menuai hasil yang maksimal dan memuaskan, sumbangan pemikiran dari mahasiswa sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan kuota tiga puluh persen ini, apakah tetap di pertahankan atau dihapuskan saja. Hal ini menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Persepsi, Kuota perempuan, Parlemen
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: Users 3260 not found.
Date Deposited: 20 Nov 2011 11:29
Last Modified: 20 Nov 2011 11:29
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/8860

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item