ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM SEPAKBOLA PSSI USIA 14-17 TAHUN DI SEKOLAH SEPAKBOLA DI PROVINSI GORONTALO
Maisal Nento, 0602519066 (2023) ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM SEPAKBOLA PSSI USIA 14-17 TAHUN DI SEKOLAH SEPAKBOLA DI PROVINSI GORONTALO. Masters thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy |
Abstract
Latar belakang peneliti yakni kurikulum PSSI masuk di Gorontalo pada tahun 2018. Namun sampai tahun 2021 baru beberapa sekolah sepakbola (SSB) yang mengimplementasikan kurikulum PSSI usia 14-17 tahun dalam latihan. Padahal dampak dari kurikulum PSSI usia 14-17 tahun tampak nyata. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana Sistem Komunikasi, Sumber Daya, Sikap dan Komitmen, dan Organisasi Pelaksana dalam implementasi kurikulum sepakbola PSSI usia 14-17 tahun di sekolah sepakbola di Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus dengan tujuan untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dan sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer yakni pengurus sekolah sepakbola, pelatih, atlet, Asprov dan Askab. Data sekunder terdiri dari dokumen sekolah sepakbola. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan analisis SWOT implementasi kurikulum sepakbola PSSI usia 14-17 tahun di sekolah sepakbola di provinsi Gorontalo. Bahwa sistem komunikasi ASPROV, ASKAB, dan SSB memiliki kekuatan (Strength) pada sistem surat menyurat dan regulasi, serta komunikasi secara langsung. Dari Sumber daya yang ada, kelemahannya (Weaknesses) semua SSB belum memiliki sumber daya sarana dan prasarana yang baik. Sedangkan untuk peluang (opportunities) dari sikap dan komitmen yakni dengan duduk bersama menyamakan persepsi dalam setiap pemecahan masalah. Adapun ancaman (Threats) dari organisasi pelaksana yakni kesibukan dan kurangnya tanggung jawab dari pengurus. Kesimpulannya. Sistem komunikasi, sumber daya, sikap dan komitmen, organisasi pelaksana dan hambatan yang ada di pengurus ASPROV, ASKAB, dan Sekolah Sepakbola (SSB) di Provinsi Gorontalo hampir memiliki kesamaan dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancamannya. akan tetapi yang paling nampak perbedaannya ada di sumber daya yang ada, terutama pada sumber daya manusianya. Saran dari penulis. Pengurus ASPROV harus sering melakukan pertemuan dan penyetaraan persepsi antara pengurus ASKAB, dan pengurus sekolah sepakbola (SSB), serta harus sering membuat event dan turnamen untuk usia 14-17 tahun, untuk ASKAB sendiri lebih memperhatikan kembali orang-orang yang ada di dalam kepengurusan, untuk SSB diharapkan pengurus bersikap profesional dengan apa yang sudah dibuat, dan untuk pelatih diharapkan konsisten dalam menerapkan Kurikulum PSSI.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Analisis, Implementasi Kurikulum Sepakbola PSSI, Sekolah Sepakbola |
Subjects: | O Sport > Ilmu Keolahragaan O Sport > Education, Training, Research |
Fakultas: | Pasca Sarjana > Pendidikan Olahraga S2 |
Depositing User: | Setyarini UPT Perpus |
Date Deposited: | 30 Sep 2024 06:43 |
Last Modified: | 30 Sep 2024 06:43 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/64338 |
Actions (login required)
View Item |