KAPASITAS MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA. LONGSOR DI KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
Sri Wahyuningsih, 3201414088 (2022) KAPASITAS MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA. LONGSOR DI KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Kelurahan Sukorejo memiliki potensi longsor cukup tinggi berdasarkan data bencana alam di Kota Semarang, hal ini berdampak pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan tersebut, sehingga mengharuskan masyarakat memiliki kapasitas dalam menghadapi bencana longsor untuk menekan kerugian yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini yaitu (1) menganalisis kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana longsor, (2) mendeskripsikan kapasitas kelembagaan dalam menghadapi bencana longsor. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga (KK) RW 06 Kelurahan Sukorejo berjumlah 297. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel random, dengan rumus Slovin dan taraf kesalahan 10%, diperoleh sampel sebanyak 75. Pengumpulan data menggunakan metode tes, kuesioner, dokumentasi, observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas masyarakat di RW 06 Kelurahan Sukorejo dengan indikator pengetahuan, rencana aksi dan kearifan lokal, diperoleh hasil pengetahuan masyarakat berada di tingkat sedang dan tinggi yakni 48% masyarakat sedang dan 52% masyarakat memiliki pengetahuan kebencanaan tinggi. Untuk rencana aksi dalam persiapan pengamanan barang dan pencegahan 47% (kriteria tinggi) masyarakat sudah memenuhi rencana aksi, 44% sedang dan sebanyak 9% masih rendah. Untuk kearifan lokal tidak ada secara khusus budaya yang diturunkan secara turun temurun, adapun kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat yaitu kerja bakti, gotong royong, pertemuan rutin setiap bulan dan pengajian rutin. Masyarakat menganggap longsor merupakan kejadian alami yang sudah sering terjadi, sehingga tidak perlu ditakuti dan yang menjadi salah satu alasan mengapa tetap bertahan tinggal di daerah tersebut selain harga tanah yang murah. Kapasitas kelembagaan menunjukkan nilai skor 53 dari nilai tertinggi 66 atau dalam persentase mencapai 80% yang berarti kapasitas kelembagaan tergolong tinggi dengan indikator kepemimpinan dan program, informasi dan fasilitas. Saran yang dapat peneliti sampaikan, masyarakat terus tingkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana longsor terutama pada rencana aksi yang mana masyarakat masih ada pada di tingkat rendah dan meskipun masyarakat menganggap longsor merupakan kejadian alami yang sudah sering terjadi, kesiapsiagaan tetap harus menjadi prioritas. Untuk pemerintah kelurahan hendaknya membuat jadwal sendiri kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat, agar tidak bergantung pada kegiatan yang diadakan oleh BPBD Kota Semarang saja. Sehingga secara rutin kelurahan terus mengembangkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana longsor.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | bencana, longsor, kapasitas masyarakat. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Geografi, S1 |
Depositing User: | Setyarini UPT Perpus |
Date Deposited: | 27 Sep 2024 03:45 |
Last Modified: | 27 Sep 2024 03:45 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/64244 |
Actions (login required)
View Item |