JOFINDA TANDAN BASYAR, 2501417138 (2021) BENTUK IRINGAN MUSIK DAN PENYAJIAN KESENIAN SINTREN GRUP SATRIA NADA DI DESA LARANGAN KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN BREBES. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

PDF - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kesenian Sintren Grup Satria Nada adalah salah satu kesenian daerah dari Brebes Kecamatan Larangan. Kesenian Sintren Satria Nada sangat eksis di Kecamatan Larangan khususnya di Desa Larangan di tandai karena sering tampilnya grup ini di acara khajatan di Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Bagaimana bentuk iringan musik di kesenian sintren grup Satria Nada, dan bagaimana penyajian kesenian sintren Satria Nada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sasaran penelitian adalah bagaimana penyajian dan bentuk musik pengiring kesenian Sintren Satria Nada di Desa Larangan Kecamatan Laramgan Kabupaten Brebes. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, study dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesenian Sintren Satria Nada menggunakan alat musik seperti keybord, gitar elektrik, gitar bass, seruling, kethuk kempyang, kempul, gong, kecrek, dan kendhang. Dalam penampilannya Sintren Satria Nada membawakan lagu-lagu kesenian Sintren pada umumnya khususnya lagu Turun Sintren dan Simbar Melati, kedua lagu tersebut adalah lagu wajib pada kesenian Sintren yang ada. Kesenian Sintren Satria Nada juga membawakan lagu�lagu lainnya. Dan Kesenian Sintren satria Nada membawakan keseluruhan lagu seperti Tepang Sono, Turun Sintren, Simbar Melati, Tambak-tambak Pawon, Jamang-jamang Topi, Awul-awul Abang, Bapak Tani, Pitik walik, dan yang terakhir Uwa-uwa Bango. Dari urutan lagu-lagu tersebut juga merupakan urutan penyajian Kesenian Sintren Satria Nada dan setiap lagu memiliki adegan yang berbeda-beda, yang pertama lagu Tepang Sono menunjukan pada awal-awal pertunjukan dimulai, yang kedua lagu Turun Sintren dan simbar Melati menunjukan adegan dimana penari sintren akan dikeluarkan dari kurungan, yang ketiga lagu Tambak-tambak Pawon menunjukan adegan penari sintren membawa bunga dan berjalan kearah penonton, yang keempat lagu Jamang-jamang Topi menunjukan adegan penari bodor menemani penari sintren, yang kelima lagu Awul-awul Abang menunjukan adegan pertunjukan balangan atau sesi balangan, yang keenam lagu Bapak Tani menunjukan adegan sintren menari dengan bodor menceritakan kehidupan sepasang suami istri, yang ketujuh lagu Pitik Walik menunjukan adegan sintren menari diatas kurungan, yang kedelapan lagu Uwa-uwa Bango menunjukan adegan sintren duduk dengan keadaan tangan terikat dan merupakan lagu penutup dari pertunjukan kesenian Sintren Satria Nada. Bentuk musik dari pertunjukan Kesenian Sintren Satria Nada terdiri dari struktur bentuk lancaran dan unsur-unsur musik seperti irama, harmoni, melodi, tempo, dinamik, dan warna nada. Bentuk penyajian terdiri dari urutan penyajian, tata panggung, tata rias, tata busana, tata suara, tata lampu dan formasi. Tata panggung yang digunakan adalah tempat terbuka atau diluar ruangan, tata rias hanya penari sintren dan penari bodor yang lain hanya menggunakan pakaian biasa, tata suara pemusik menggunakan sound system yang di tata bersama pemain musik, tata lampu menggunakan lampu neon putih yang besar, formasi yang digunakan adalah penari sintren dan bodor di tempatkan ditengah para pemain musik yang duduk setengah melingkar.

Actions (login required)

View Item