Kajian Indeks Kebahagiaan Kota Semarang Tahun 2018
Dyah Maya Nihayah, FEB Ekonomi Pembangunan (2018) Kajian Indeks Kebahagiaan Kota Semarang Tahun 2018. Riptek, 12 (2). pp. 1-20. ISSN 1978-8320
PDF
- Published Version
Download (528kB) |
Abstract
Selama ini kebahagiaan seseorang identik dengan materi. Dengan kata lain tingkat kesejahteraan diukur dari tingkat pendapatannya. Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu menggunakan standar yang sama (indikator obyektif) dan standar yang tidak sama (indikator subyektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing- masing individu adalah Indeks Kebahagiaan. Tujuan penelitian untuk (1) Mengetahui bagaimana gambaran indeks kebahagiaan Kota Semarang di tahun 2018. (2) Seberapa besar perbedaan Indeks Kebahagiaan antar masyarakat di Kota Semarang berdasarkan tingkat pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, pendapatan, dan lama tinggal. Variabel�variabel utama yang digunakan pada penelitian ini mencakup aspek material dan immaterial yang meliputi: (1) Pendapatan Rumah Tangga yang merepresentasikan pekerjaan & pendapatan individu, (2) Kondisi Rumah & Aset, (3) Pendidikan, (4) Kesehatan, (5) Keharmonisan Keluarga, (6) Hubungan Sosial, (7) Ketersediaan Waktu Luang, (8) Kondisi Lingkungan & Keamanan, (9) Afeksi yang merepresentasikan indikator Keinginan/ harapan Yang Sudah Tercapai & Kepuasan Hidup, (10) Kebahagiaan Hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Kebahagiaan Kota Semarang tahun 2018 sebesar 73,50. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih bahagia dibandingkan perempuan. Dari tingkat pendidikan, tingkat pendidikan S2 dan S3 merupakan kelompok warga yang memiliki nilai Indeks Kebahagiaan selalu paling tinggi. Warga dengan status sudah menikah merupakan kelompok yang paling bahagia. Dari kategori Tingkat Pendapatan, orang yang paling bahagia adalah orang dengan pendapatan lebih dari Rp.7.200.000,00,. Kelompok masyarakat yang paling bahagia adalah yang telah menetap selama 21-30 tahun. Kelompok masyarakat ini memiliki nilai indeks sebesar 75,15. Ternyata ukuran kebahagiaan di Kota Semarang tidak hanya dilihat dari ukuran yang bersifat material semata, tetapi diperoleh juga dari sinergitas dengan aspek ketenangan dan ketentraman hidup. Oleh karena itu, value terpenting dalam penetapan kebijakan (produk aturan, kebijakan dalam perencanaan, penganggaran dan keuangan atau kebijakan pembangunan SDM dan infrastruktur) serta pembuatan program�program pembangunan adalah pemerintah Kota Semarang harus berorientasi pada sustainability dan penciptaan iklim yang kondusif yang mampu menumbuhkan rasa aman, nyaman, tenang dan damai bagi masyarakat
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | : Indikator kesejahteraan, Indeks Kebahagiaan |
Subjects: | H Social Sciences > HC Economic History and Conditions |
Fakultas: | Fakultas Ekonomi > Ekonomi Pembangunan, S1 |
Depositing User: | mahargjo hapsoro adi |
Date Deposited: | 06 Sep 2023 01:12 |
Last Modified: | 06 Sep 2023 01:12 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/59875 |
Actions (login required)
View Item |