(ABSTRAK) PENERAPAN MOVING CLASS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA SEMARANG TAHUN 2009
Adnan Faozi , 3201405041 (2009) (ABSTRAK) PENERAPAN MOVING CLASS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA SEMARANG TAHUN 2009. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF ((ABSTRAK) PENERAPAN MOVING CLASS PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA SEMARANG TAHUN 2009)
- Published Version
Download (75kB) | Preview |
Abstract
Pembelajaran sistem moving class adalah kegiatan pembelajaran dengan peserta didik berpindah kelas sesuai dengan pelajaran yang diikutinya. Proses adaptasi menuju Sekolah Kategori Mandiri dengan menerapkan moving class mendapat hambatan yang harus secepatnya ditemukan solusi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan moving class dan hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran terutama pelajaran Geografi di SMA Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dari SMA yang telah menerapkan moving class di Kota Semarang yaitu siswa SMA N 5 Semarang, SMA Karangturi Semarang, dan SMA Semesta Semarang tahun ajaran 2009/2010. Pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling, yaitu mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi. Besarnya jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus yang dibuat oleh Dixon dan B. Leach. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 85 siswa. Variabel pada penelitian ini yaitu; (1) penerapan sistem moving class, dan (2) hambatan penerapan moving class. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument penelitian yang dikembangkan peneliti, instrument penelitian ini meliputi: (a) Metode Dokumentasi, (b) Metode kuesioner/angket, (c) metode observasi. Analisis data penelitian dengan menggunakan deskripsi frekuensi dan deskripsi persentase. Hasil penelitian untuk variabel penerapan moving class menunjukan bahwa kurikulum yang digunakan SMA Semesta dari 11 sampel siswa, sebanyak 9 siswa (81,81%) menyatakan sesuai dan kurikulum yang digunakan SMA Karangturi dari 29 sampel siswa, sebanyak 22 siswa (75,86%) menyatakan sangat sesuai dengan rambu-rambu dari Direktorat pembinaan SMA. Berbeda dengan SMA 5 Semarang sebagai rintisan sekolah kategori mandiri dari 45 sampel siswa, sebanyak 33 siswa (73,33%) menyatakan dalam kategori kurang sesuai dengan kurikulum yang telah dinyatakan oleh Direktorat pembinaan SMA. Kondisi fisik SMA Karangturi dari 29 sampel siswa, sebanyak 21 siswa (72,41%) menyatakan dalam kategori sesuai. Kondisi fisik SMA Semesta dari 11 sampel siswa, sebanyak 9 siswa (81,81%) menyatakan dalam kategori sangat sesuai. Sedangkan kondisi fisik SMA 5 Semarang dari 45 sampel siswa, sebanyak 28 siswa (62,22%) menyatakan dalam kategori sesuai. Deskriptif Persentase variabel hambatan penerapan moving class menurut siswa termasuk dalam kategori cukup terhambat (70,29%) berdasarkan kriteria distribusi persentase siswa yang menjawab angket. Pada sub variabel hambatan penerapan moving class oleh guru, siswa menyatakan dalam kategori terhambat (77,65%). Kemudian penerapan moving class oleh siswa, siswa menyatakan dalam kategori terhambat (69,41%). Penerapan moving class di SMA Kota Semarang pada bidang kurikulum termasuk kategori sesuai, tetapi masih membutuhkan perbaikan agar dapat mengoptimasikan pencapaian tujuan pendidikan, potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kondisi fisik sekolah masih membutuhkan pengadaan ruang kelas untuk setiap mata pelajaran dan dalam pelaksanaan tata tertib sekolah perlu ditingkatkan. Penerapan moving class oleh guru mendapatkan hambatan saat guru berlahangan hadir karena tidak menggunakan team teaching dalam pembelajaran. Penerapan moving class oleh siswa mendapatkan hambatan dalam pengkondisian kembali suasana belajar di kelas, kedisiplinan waktu. Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut. (1) Sekolah yang telah menerapkan moving class untuk lebih menyelaraskan kurikulum agar sesuai dengan rambu-rambu yang dikemukakan Direktorat Pembinaan SMA. (2) Pengadaan kelas untuk setiap mata pelajaran yang dirancang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut. Kemudian pengadaan fasilitas dan sarana prasarana pendukung dalam proses pembelajaran. (3) Pembelajaran dilaksanakan dengan team teaching, agar ketidakhadiran guru tidak menjadi kendala dan juga dengan team teaching penilaian terhadap siswa lebih objektif. Kemudian untuk lebih memperbanyak penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, (4) Manajemen waktu dalam perpindahan siswa menuju kelas berikutnya perlu untuk lebih ditingkatkan lagi. Kemudian untuk guru yang terkadang menambah waktu pelajaran sendiri untuk lebih menyadari pentingnya manajemen waktu dalam belajar.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Moving Class, SMA Kota Semarang, Hambatan. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) L Education > LB Theory and practice of education |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Geografi, S1 |
Depositing User: | Users 98 not found. |
Date Deposited: | 12 Oct 2011 02:00 |
Last Modified: | 19 Oct 2011 02:53 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/5456 |
Actions (login required)
View Item |