Bisri Rahayuningsih, 7211417063 (2021) DETERMINAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT PADA PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN ASEAN CORPORATE GOVERNANCE SCORECARD DALAM PERSPEKTIF FRAUD PENTAGON THEORY. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

PDF - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Laporan keuangan memiliki peran penting bagi stakeholder sebagai alat pengambilan keputusan. Namun pada faktanya, masih terdapat entitas yang melakukan berbagai cara untuk menampilkan performa laporan keuangan agar terlihat lebih baik melalui manipulasi laporan keuangan. Perusahaan berpredikat top rank 50 yang menerapkan ASEAN Corporate Governance Scorecard yang dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan layak dilirik investor global pada kenyataannya belum mampu terlepas dari risiko fraudulent financial statement. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan fraudulent financial statement dalam perspektif fraud pentagon theory pada perusahaan yang menerapkan ASEAN Corporate Governance Scorecard di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah top rank 50 perusahaan yang menerapkan ASEAN Corporate Governance Scorecard pada tahun 2017-2019. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 63 unit analisis. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik dibantu software IBM SPSS Statistics 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap fraudulent financial statement, institutional ownership dan financial stability secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial statement, CEO duality secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial statement, sementara financial target, external pressure, effective audit committee, quality of external auditor, change in auditor, dan change in director secara parsial tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Saran bagi pengguna laporan keuangan seperti calon investor agar lebih memperhatikan informasi maupun akun-akun dalam laporan keuangan yang rentan dimanipulasi sehingga tidak salah dalam pengambilan keputusan. Bagiagi manajemen diharapkan lebih meningkatkan pengawasan dan evaluasi secara berkala sehingga kualitas informasi yang diberikan kepada publik tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan teori terbaru yaitu hexagon fraud. Hal ini dikarenakan masih banyak variabel yang belum mampu memberikan bukti empiris untuk mendeteksi fraudulent financial statement. Penambahan objek penelitian dari beberapa negara yang berbeda serta memperpanjang periode pengamatan juga disarankan agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat

Actions (login required)

View Item