Pika Dian Mayang Sari, 0204517055 (2022) BENTUK PENYAJIAN DAN PROSES PEMBELAJARAN TARI TANGGAI VERSI ANNA KUMARI DI KECAMATAN SEBERANG ULU II KOTA PALEMBANG. Masters thesis, UNNES.

PDF - Published Version Restricted to Repository staff only Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Tari Tanggai merupakan salah satu tari tradisional yang berkembang di lingkungan Kota Palembang. Sebagian besar gerakan dari tari tanggai versi anna kumari merupakan turunan dari tari tepak keraton hampir seluruh gerakan menggunakan silat yang menjadi acuan dalam proses pembuatan geraknya. Bagi masyarakat Palembang keberadaan tari tanggai bukan hanya sebagai bentuk identitas budaya saja, tetapi memiliki muatan etis, filosofis sekaligus praktis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan menggunakan pendekatan ilmu koreografi (penyajian) dan teori pembelajaran. Fokus kajian bentuk penyajian dan proses pembelajaran tari Tanggai. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi, sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan mengkategorikan data intra dan ekstra. Analisis data dilakukan dengan intra estesis yaitu analisa penyajian tari dan proses pembelajaran, sedangkan analisa ekstra estesis ditempuh dengan proses reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil Penelitian menunjukan, pertama bentuk penyajian tari tanggai versi Anna Kumari dapat dideskripsikan meliputi unsur-unsur utama dan pendukung pertunjukan tari diantaranya gerak, desain lantai, musik iringan, tata rias dan busana serta tata pentas atau stage. Gerakan tari tanggai versi Anna Kumari meliputi gerakan pokok, diantanya gerak pertama ini terdiri dari gerak Jalan Putri/ jalan jinjit, Borobudur Hormat, Gerak Sembah berdiri, Nyaturi maju , Majeng Mundur, Berperi kanan, Berperi-kiri,Bagian kedua merupakan gerak inti, pada bagian ini terdiri dari gerak Rebah kayu duduk, Nago besaung,Tangkis duduk, Kembang dadar Duduk selimpuh kanan, Kembang dadar Duduk selimpuh kiri, Gunung mahameru duduk kanan, Gunung mahameru duduk kiri, Sekapur sisrih, seulas pinang / sembah Borobudur, Gunung mahameru, tegak jengku kanan, Gunung mahameru, tegak jengku kiri, gerak pada bagian akhir, pada bagian ketiga ini terdiri dari gerak Rebah kayu berdiri, Elang terbang, Melenggang maju mundur, Gunung mahameru berdiri, Nago besaung, hormat sembah Borobudur, keluar. Musik iringan Anna Kumari lebih memilih lagu melayu dengan instrumen etnik seperti biola, akordion, gendang, rebana dan gong. Dari segi tatarias dan busananya atau costum diketahui bahwa secara umum tari tanggai memiliki 4 costum yang disesuaikan dengan kebutuhan penyajian diantaranya: Aesan Dodot, ix Aesan Pak Sangkon, Aesan Gede dan Aesan Gandik lengkap dengan propertinya masing-masing. Kedua, model pendidikan dalam sanggar Anna Kumari adalah pendidikan nonformal melalui pewarisan. Sanggar Anna Kumari memiliki tujuan pembelajaran, diantanya : 1) tujuan praktis, kemampuan anak menarikan gerakan- gerakan dalam tari tanggai secara baik dan benar sesuai level dari setiap rombelnya, 2) tujuan nilai, yakni menumbuhkan kecintaan dan apresiasi terhadap budayanya yang luhur disamping menghayati nilai dalam makna gerak tari tanggai. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat penulis berikan adalah Pertama, perlu adanya ruang diskusi bagi para pegiat tari untuk menentukan pakem-pakem gerakan khusus, membentuk sanggar dengan skala besar untuk menampung kreatifitas, ide, gagasan (versi-versi tari tanggai) sekaligus sebagai refleksi pelestarian dan pengembangan, pembelajaran dikemas dengan menarik sehingga generasi penerus merasa terpanggil dan peduli dengan tardisi lokal, memberikan kesempatan semua warga untuk mempelajari dan bereksplorasi, perlu adanya pengakuan legalitas dan pelestarian dari pihak-pihak terkait dan memberikan rangsangan bagi para akademisi dan peneliti untuk terus menganalisa dan menggali tari tanggai serta mengusulkan tari tanggai masuk pada pendidikan formal.

Actions (login required)

View Item