MAKNA FILOSOFI TATA RIAS DAN BUSANA PENGANTIN BANYUMAS
Aura Fath Aulia Sekarsari, 5402414038 (2020) MAKNA FILOSOFI TATA RIAS DAN BUSANA PENGANTIN BANYUMAS. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (1MB) | Preview |
Abstract
Banyumas memiliki keanekaragaman budaya yang memberikan ciri tersendiri bagi daerah dan masyarakatnya. Termasuk didalamnya adalah budaya perkawinan yang mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya zaman. Pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana Makna filosofi tata rias dan busana pengantin Banyumas dengan tujuan untuk mengetahui makna filosofi tata rias dan busana pengantin Banyumas. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah makna filosofi yang terkandung dalam tata rias dan busana pengantin Banyumas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Oktober – 09 November 2018. Tempat pengambilan data di kabupaten Banyumas dengan informan/ narasumber ahli. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, obeservasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memilih dan merangkum data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian secara keseluruhan menggunakan warna dominan hijau coklat terlihat dari tata rias wajah dan busana yang memiliki makna melambangkan kesedehananaan, mampu menghadapi lika-liku kehidupan. Bunga Mawar merupakan motif yang banyak digunakan terlihat bordiran pada busana, serta aksesoris yang merupakan lambang kehidupan suatu daerah. Upacara adat pernikahan pengantin Banyumas sama seperti upacara pernikahan adat Jawa pada umumnya, hanya saja terdapat upacara begalan pedotan ayam, melepaskan ayam jago cemani dan musik kotekan maknanya menjadi terbatas dan bertanggung jawab dalam keluarga. Simpulan: 1.Tata rias berwarna berwarna hijau kecoklatan, dan pada riasan paes pengantin wanita yang berbentuk yuyu melambangkan kesederhanaan dan yuyu banyak ditemukan di persawahan atau sungai-sungai disekitar masyarakat Banyumas. Tata rambut pengantin wanita menggunakan gelung gablog seperti angka 8 melambangkan pengantin Banyumas wanita mampu menghadapi lika-liku kehidupan. Busana yang digunakan pengantin putri adalah kebaya mekkak dengan model kutu baru dan berbahan bludru hitam melambangkan perempuan dewasa Banyumas harus bisa menjaga diri. Busana pengantin pria menggunakan beskap kucing anjlog dari bludru hitam dengan blangkon nempe dan sandal bandolan melambangkan bahwa lelaki Banyumas yang sudah dewasa harus selalu waspada. 2. Upacara adat pengantin Banyumas yang khas terdapat begalan, pedotan ayam, melepaskan ayam jago cemani dan musik kotekan. maknanya menjadi terbatas dan bertanggung jawab dalam keluarga. Saran: 1. Masyarakat Banyumas harus ikut melestarikan 2. HARPI dan Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu meningkatkan sosialisasi melalui kegiatan seminar-seminar, kegiatan budaya, membuat literature buku. 3. Mahasiswa kecantikan harus ikut melestarikan budaya daerah.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Makna, Filosofi, Tata Rias, Busana, Pengantin Banyumas |
Subjects: | T Technology > TY Pendidikan Kesejahteraan Keluarga > TY4 Tata Kecantikan S1 |
Fakultas: | Fakultas Teknik > Pendidikan Tata Kecantikan, S1 |
Depositing User: | S.Hum Maria Ayu |
Date Deposited: | 06 Aug 2020 00:18 |
Last Modified: | 06 Aug 2020 00:18 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/37793 |
Actions (login required)
View Item |