SATUAN-SATUAN LINGUAL DALAM TRADISI NYADRAN DI PANTAI TAWANG KABUPATEN KENDAL (KAJIAN ETNOLINGUISTIK)
Titik Nurnia Like , 2111415030 (2019) SATUAN-SATUAN LINGUAL DALAM TRADISI NYADRAN DI PANTAI TAWANG KABUPATEN KENDAL (KAJIAN ETNOLINGUISTIK). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (SATUAN-SATUAN LINGUAL DALAM TRADISI NYADRAN DI PANTAI TAWANG KABUPATEN KENDAL (KAJIAN ETNOLINGUISTIK))
- Published Version
Download (878kB) | Preview |
Abstract
Bahasa sudah menjangkau kehidupan masyarakat, termasuk kebudayaan dalam masyarakat. Hubungan antara bahasa dan budaya saling mempengaruhi, mengisi, dan berjalan beriringan. Bahasa menjadi sarana yang tidak bisa ditinggalkan dalam sebuah tradisi atau prosesi adat. Salah satu contohnya adalah penggunaan satuan lingual dalam tradisi nyadran di Pantai Tawang Kabupaten Kendal. Tradisi nyadran sudah menjadi ritual tahunan yang dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon bulan Sura. Satuan-satuan lingual yang digunakan masyarakat dalam tradisi nyadran masih menunjukkan kekayaan budaya yang sudah turun temurun. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsi bentuk satuan lingual dalam tradisi nyadran di Pantai Tawang Kabupaten Kendal, (2) menganalisis makna kultural satuan lingual yang digunakan dalam tradisi nyadran di Pantai Tawang Kabupaten Kendal, dan (3) mengeksplanasi fungsi-fungsi satuan lingual dalam tradisi nyadran di Pantai Tawang. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara teoretis yang berfokus pada kajian etnolinguistik dan secara metodologis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan cakap. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih dan metode padan. Hasil analisis data disajikan dengan metode formal dan informal. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya 70 data satuan lingual, yang berupa jenis makanan, minuman, perlengkapan sesajen, nama kegiatan, larangan, dan doa. Satuan lingual tersebut dibagi menjadi empat kategori yaitu, berwujud kata, frasa, kalimat imperatif, dan wacana doa. Makna kultural dari satuan lingual dalam tradisi nyadran di Pantai Tawang sebagai bentuk rasa syukur, harapan masyarakat, dan persembahan khususnya dari nelayan Desa Gempolsewu. Fungsi satuan lingual dalam tradisi nydran di Pantai Tawang diklasifikasikan menjadi enam kategori; sebagai doa dan harapan, sebagai bentuk persembahan untuk leluhur, sebagai wujud rasa syukur, sebagai bentuk tolak bala, sebagai bentuk kebudayaan dan persatuan masyarakat, dan sebagai bentuk norma. Saran dari hasil penelitian ini adalah (1) penelitian mengenai satuan-satuan lingual dalam tradisi nyadran di Pantai Tawang dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan bidang kajian lain, (2) bagi masyarakat Kabupaten Kendal dan masyarakat yang tertarik kebudayaan pesisir pantai utara, diharapkan bisa mempelajari sejarah dan fungsi dari tradisi nyadran untuk menambah wawasan dan tidak ada salah pengertian, dan (3) diharapkan ada suatu sarana yang bisa menampung seluruh satuan-satuan lingual yang digunakan dalam tradisi nyadran di Pantai Tawang.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | etnolinguistik, tradisi nyadran di Pantai Tawang, satuan lingual, makna kultural, fungsi |
Subjects: | P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania > Indonesian Literature |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1) |
Depositing User: | Retma IF UPT Perpus |
Date Deposited: | 08 Apr 2020 15:42 |
Last Modified: | 08 Apr 2020 15:42 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/35620 |
Actions (login required)
View Item |