KAMPUNG TUA KOTA SEMARANG; KAMPUNG SEKAYU TAHUN 1950 – 2010
Kurnia Restu Pratama , 3111412008 (2019) KAMPUNG TUA KOTA SEMARANG; KAMPUNG SEKAYU TAHUN 1950 – 2010. Under Graduates thesis, UNNES.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (1MB) | Preview |
Abstract
Kampung merupakan ciri kehidupan bermukim yang bersifat tradisional. Di Indonesia banyak kota – kota yang masih memiliki kampung asli kota. Kampung tua yang masih bertahan dalam kota dianggap sebagai harta yang sangat berharga nilainya. Kampung tua yang hampir punah karena pembangunan modern kota. Perkembangan kota tidak jauh dari faktor perekonomian yang mendasari modernitas kota tersebut. Ada beberapa kampung tua Kota Semarang yaitu Kampung Sekayu, Kampung Gendhingan, Kampung Basahan, Kampung Bustaman, dan masih banyak lagi kampung – kampung di Semarang yang memiliki ciri khas sebagai kampung tua Kota Semarang. Tujuan dari penelitian skripsi ini yaitu, (1) untuk mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya Kampung Sekayu Kota semarang yang merupakan salah satu kampung tua. (2) untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial dan perekonomian Kampung Sekayu tahun 1950 – 2010, (3) serta untuk mengetahui dampak yang terjadi dari perubahan yang terjadi di Kampung Sekayu tahun 1950 – 2010. Metode yang digunakan untuk penulisan skripsi ini yaitu memakai metode penulisan sejarah secara umum yang terdiri dari; heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Lingkup spasial penelitian ini adalah Kampung Sekayu Kota Semarang, sedangkan lingkup temporalnya mengambil pada tahun 1950 – 2010, dimana antara tahun tersebut ada terjadinya perubahan alih fungsi lahan kampung dan gedung legendarisnya Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Kampung Sekayu terlahir tahun 1413 sebagai kampung pekayuan yang memiliki arti tempat pengumpulan kayu untuk pembangunan Masjid Demak oleh Sunan Kalijaga. (2) Tahun 1950 - 1980 dimana Gedung Rakyat Indonesia Semarang (GRIS) yang ada di Kampung Sekayu menjadi pusat keramaian Kota Semarang yang terkenal dengan wayang orang “Ngesti Pandowo” nya, dan berpengaruh pada kehidupan sosial budaya dan ekonomi Kampung Sekayu. (3) Tahun 1986 – 1995 merupakan tahun – tahun konflik dimana dalam internal GRIS terjadi konflik. (4) Sekitar tahun 1997 – 2007 kondisi GRIS tidak terpakai lagi dan dilelang kepada pihak investor untuk dijadikan Mall Paragon. (5) Tahun 2010 merupakan tahun dimana telah berubahnya lahan bekas GRIS menjadi Mall Paragon dan mulai beroprasi. (6) Dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan berpengaruh kepada Kampung Sekayu baik sosial budaya maupun perekonomiannya. Dapat disimpulkan bahwa Kampung Sekayu awalnya merupakan tempat hiburan masyarakat Semarang dengan adanya GRIS. Seiring berkembangnya zaman kesenian dan kebudayaan Jawa tergantikan oleh modernisasi kota kala itu. Kampung Sekayu terdampak sosial budaya dan ekonominya dari perubahan GRIS sampai dengan Mall Paragon. Perubahan yang tersaji menjadikan Sekayu sekarang seperti kampung yang hampir punah di Kota Semarang ini.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kampung, Kampung Tua, Kota, Semarang, Sekayu |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Ilmu Sejarah, S1 |
Depositing User: | S.Hum Maria Ayu |
Date Deposited: | 26 Dec 2019 16:13 |
Last Modified: | 26 Dec 2019 16:13 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/33954 |
Actions (login required)
View Item |