Pandu Lutfiyono , 2101412145 (2018) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL MENGGUNAKAN METODE THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 BATANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Preview

PDF - Published Version Download (16MB) | Preview

Abstract

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Budi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Batang, peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Batang khususnya pada kelas VIII F memiliki beberapa masalah yang dialami dalam pembelajaran menyusun teks cerita fabel. Keterampilan menyusun teks cerita fabel yang dimiliki peserta didik masih rendah dan belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai peserta didik yang hanya 67. Permasalahan yang menyebabkan rendahnya keterampilan menyusun teks cerita fabel peserta didik di antaranya: kesulitan siswa dalam menentukan urutan struktur teks cerita fabel yaitu menentukan orientasi, komplikasi, resolusi, koda dalam urutan teks cerita fabel. Untuk mengatasi rendahnya kemampuan peserta didik dalam menyusun teks cerita fabel, peneliti memberikan solusi dengan menggunakan metode Think Talk Write. Rumusan masalah penelitian ini (1) Bagaimana proses pembelajaran menyusun teks cerita fabel menggunakan metode Think Talk Write dengan media Puzzle pada Kelas VIII F SMP 1 Batang, (2) Bagaimana perubahan perilaku siswa setelah menyusun teks cerita fabel menggunakan metode Think Talk Write dengan media Puzzle pada Kelas VIII F SMP 1 Batang?, (3) Bagaimana peningkatan keterampilan menyusun teks cerita fabel menggunakan metode Think Talk Write dengan media Puzzle pada Kelas VIII F SMP 1 Batang?. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menyusun teks cerita fabel pada peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 1 Batang yang berjumlah 36 peserta didik. Penelitian ini terdiri atas dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Tes berupa menyusun teks cerita fabel, sedangkan nontes berupa observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Analisis data meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Pada proses pembelajaran keterampilan menyusun teks cerita fabel, guru juga melakukan perbaikan dari siklus I ke siklus II untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Hasil penelitian ini diketahui bahwa proses pembelajaran menyusun teks cerita fabel berjalan baik dan mengalami peningkatan pada setiap aspeknya, hasil tes keterampilan menyusun teks cerita fabel mengalami peningkatan sebesar 33%. Nilai siklus I peserta didik dari keseluruhan aspek memperoleh nilai rata-rata sebesar 74,5 dalam kategori cukup, setelah dilakukan tindakan siklus II mencapai 85 dengan kategori baik. Adapun perilaku peserta didik mengalami perubahan ke arah yang positif. Hal tersebut diwujudkan dengan hasil observasi rata-rata siklus I sebesar 77% menjadi 89% pada siklus II. Adapun proses pembelajaran menyusun teks cerita fabel mengalami peningkatan 9,7% dari rata-rata siklus I sebesar 86% menjadi 95,7% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberi saran kepada guru bahasa dan sastra Indonesia agar menerapkan metode dan media pembelajaran yang tepat sehingga siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Para peneliti di bidang bahasa dan sastra Indonesia hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan menyusun teks cerita fabel. Penelitian bisa dilakukan dengan menggunakan metode atau media pembelajaran yang lain sehingga dapat menjadi alternatif pilihan dalam pembelajaran menyusun teks cerita fabel.

Actions (login required)

View Item