Makna Saparan Sebagai Ritual Tolak Bala Pada Masyarakat Dusun Sleker Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Evi Nurrohmah , 3401412064 (2017) Makna Saparan Sebagai Ritual Tolak Bala Pada Masyarakat Dusun Sleker Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (348kB) | Preview |
Abstract
Saparan merupakan sebuah ritual pada bulan sapar yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang berada di Jawa Tengah. Salah satu daerah yang masyarakatnya masih melakukan ritual Saparan adalah Dusun Sleker, Desa Kopeng, Kabupaten Semarang. Ritual Saparan sebagai ritual tolak bala bermula dari adanya wabah penyakit atau pagebluk di Dusun Sleker. Untuk menghindari bencana pagebluk tersebut, masyarakat mengadakan ritual untuk menolak bala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui proses pelaksanaan ritual Saparan (2) Mengetahui makna Saparan sebagai ritual tolak bala bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Kualitatif. Lokasi penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah Dusun Sleker, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Sleker. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah teknik Triangulasi Data. Teknik analisis dalam penelitian ini meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan keputusan atau verifikasi. Penelitian ini menggunakan teori Simbolik oleh Clifford Geertz. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ritual Saparan merupakan acara merti dusun yang dilakukan di hari Minggu Pahing dan berganti ke Kamis Pahing setiap lima tahun sekali pada bulan Sapar oleh masyarakat Dusun Sleker. Serangkaian acara yang dilakukan pada upacara Saparan diantaranya adalah arakarakan, ritual di sumber air umbul songo dan makam, pertunjukan wayang, pertunjukan kuda lumping dan yang terakhir adalah pertunjukan warok. (2) Ritual Saparan digunakan sebagai upaya untuk menghindari bencana/bala. Bencana yang dihindari diantaranya wabah penyakit dan gagal panen. Tolak bala bukan menjadi makna tunggal dalam ritual Saparan, tetapi terdapat makna lain dari ritual Saparan yaitu sebagai wujud syukur masyarakat atas berkah selama satu tahun. Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Masyarakat Dusun Sleker agar melakukan transfer informasi antar generasi mengenai ritual Saparan secara terus menerus. Kurangnya pengetahuan generasi muda akan detail setiap bagian dari ritual bisa menjadi akibat yang fatal bagi keberlangsungan ritual tersebut. (2) Pemerintah desa agar ikut menjaga keberlangsungan ritual Saparan di Dusun Sleker Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Makna, Ritual, Saparan, Tolak Bala |
Subjects: | H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > Community Culture |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1 |
Depositing User: | Users 7 not found. |
Date Deposited: | 17 Dec 2018 14:31 |
Last Modified: | 05 Apr 2019 14:24 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/31938 |
Actions (login required)
View Item |