IDIOM BAHASA MANDARIN DAN IDIOM BAHASA INDONESIA (TINJAUAN ANALISIS STRUKTURALISME LEVI-STRAUSS)
Devita Prastiyani, 2404413019 (2017) IDIOM BAHASA MANDARIN DAN IDIOM BAHASA INDONESIA (TINJAUAN ANALISIS STRUKTURALISME LEVI-STRAUSS). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (429kB) | Preview |
Abstract
Strukturalisme Levi-Strauss merupakan teori strukturalisasi yang diungkapkan oleh seorang antropolog Prancis-Amerika bernama Claude Levi- Strauss. Dalam teorinya, Levi-Strauss berpendapat bahwa suatu kebudayaan di satu daerah pasti ada atau akan terulang di kebudayaan pada daerah lain. Ia percaya bahwa dalam suatu kebudayaan pasti ada struktur tertentu yang membentuknya, ini sama halnya dengan bidang linguistik. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah idiom karena idiom merupakan salah satu dari kaya sastra lisan yang berbentuk ungkapan tradisional berupa peribahasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari padanan idiom (yànyǔ) mandarin dalam peribahasa Indonesia dan melihat hubungan struktur kedua bentuk ungkapan tradisional ini dengan memanfaatkan strukturalisme Levi-Strauss. Objek utama dalam penelitian ini merupakan idiom bahasa Mandarin yang berbentuk peribahasa (yànyǔ) yang diambil dari buku 365 Idiomatic Expression In Spoken Chinese. Dari buku tersebut diambil 23 buah yànyǔ yang kemudian di cari padanannya dalam peribahasa Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, karena peneliti menjabarkan padanan peribahasa Mandarin dalam peribahasa Indonesia serta hubungan strukturnya. Selain itu peneliti juga memanfaatkan metode strukturalisme ala Levi-Strauss. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa idiom Mandarin berupa yànyǔ secara keseluruhan ada padannya dalam peribahasa Indonesia meskipun bentuk ungkapannya berbeda, tapi maknanya hampir sama. Dari ke-23 yànyǔ yang diteliti terbagi atas dua kelompok nilai rasa yakni ada 5 buah peribahasa yang bernilai rasa positif dan 18 buah peribahasa yang bernilai rasa negatif. Hubungan struktur kedua peribahasa yang berbeda bahasa ini mengungkapkan bahwa kedua kebudayaan dua negara ini memiliki keterkaitan hubungan sosial dalam masyarakatnya. Analisis struktur dalam dari ke-23 peribahasa terdapat pengungkapan yang berbeda dari masyarakatnya meskipun inti makna dari ungkapan peribahasa berbeda tetapi bentuk yang sama. Hal ini menandakan bahwa teori keterulangan budaya benar terjadi di dua kebudayaan yang berbeda.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Idiom bahasa Mandarin, Idiom bahasa Indonesia, Yànyǔ, Strukturalisme Levi-Strauss |
Subjects: | P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI2 China L Education > Special Education > Language and literature education P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa Mandarin |
Depositing User: | Users 7 not found. |
Date Deposited: | 27 Mar 2018 15:13 |
Last Modified: | 04 Apr 2019 14:45 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/30564 |
Actions (login required)
View Item |