KEEFEKTIFAN MODEL BERPIKIR, BERPASANGAN, SERTA BERBAGI DAN MODEL MENCARI PASANGAN DALAM KETERAMPILAN MENYIMAK WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SEMARANG
Fahzen Rokhli , 2101412024 (2016) KEEFEKTIFAN MODEL BERPIKIR, BERPASANGAN, SERTA BERBAGI DAN MODEL MENCARI PASANGAN DALAM KETERAMPILAN MENYIMAK WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (318kB) | Preview |
Abstract
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menyimak wawancara termasuk salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada kelas VII. Pembelajaran menyimak wawancara memiliki banyak kendala, beberapa antara lain motivasi siswa yang rendah, kesulitan dalam proses menyimak, mengembangkan pokok-pokok, dan fasiltas serta kondisi kelas yang kurang mendukung. Oleh karena itu, pembelajaran menyimak wawancara di sekolah memerlukan model pembelajaran yang efektif dan kreatif, sehingga dapat memotivasi dan mengoptimalkan kemampuan siswa dengan baik. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengetahui keefektifan pembelajaran menyimak wawancara melalui model pembelajaran berpikir, berpasangan, serta berbagi pada siswa kelas VII SMP Negeri di Semarang, (2) mengetahui keefektifan pembelajaran menyimak wawancara melalui model pembelajaran mencari pasangan pada siswa kelas VII SMP Negeri di Semarang, (3) mengetahui perbedaan keefektifan model pembelajaran berpikir, berpasangan, serta berbagi dan mencari pasangan dalam keterampilan menyimak wawancara pada siswa kelas VII SMP Negeri di Semarang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu weak experimental (eksperimen lemah) yaitu The Static Group Pretest-Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan purposive sampling. Sampel penelitian yaitu keterampilan menyimak wawancara siswa kelas VII F SMP Negeri 30 Semarang (kelas eksperimen I) dan kelas VII G SMP Negeri 30 Semarang (kelas eksperimen II). Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran mencari pasangan dengan jumlah responden 30 siswa. Kelas eksperimen II dengan model pembelajaran berpikir, berpasangan, serta berbagi, jumlah responden 30 siswa. Sebelum diberi perlakuan, dilakukan pretest pada kedua kelas tersebut untuk mengetahui kondisi awal siswa. Selanjutnya diberi perlakuan dan diberikan posttest pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian (1) pembelajaran menyimak wawancara pada siswa kelas VII F efektif dilakukan dengan model pembelajaran mencari pasangan, (2) pembelajaran menyimak wawancara pada siswa kelas VII G efektif dilakukan dengan model pembelajaran berpikir, berpasangan, serta berbagi, dan (3) pembelajaran menyimak wawancara pada siswa kelas VII menggunakan model pembelajaran mencari pasangan lebih efektif daripada menggunakan model pembelajaran pembelajaran berpikir, berpasangan, serta berbagi. Pada aspek keterampilan, nilai rata-rata posttest siswa kelas model pembelajaran mencari pasangan > berpikir, berpasangan, serta berbagi, yakni 85,80 > 81,40. Hasil penghitungan perbedaan dua rata-rata (uji-t) nilai posttest menunjukkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,036 pada taraf signifikansi 5% nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,036 < 0,05). Hasil uji-t tersebut menunjukkan terdapat perbedaan keterampilan menyimak wawancara yang signifikan antara siswa kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Pada aspek sikap, sama-sama terdapat berubahan positif sesuai karakteristik model masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan sebagai berikut. (1) Dalam pembelajaran menyimak wawancara menggunakan model pembelajaran mencari pasangan hendaknya guru mempersiapkan media berupa kartu pasangan sebelum melakukan pembelajaran menggunakan model ini. Guru juga harus pandai mengatur kondisi dan suasana kelas saat siswa beraksi sesuai dengan intruksi yang diberikan, karena model ini menguras tenaga guru untuk terus mengamati kegiatan siswa. Selain itu, membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan siswa mengenai waktu pengerjaan tugas juga diperlukan, sehingga siswa dapat lebih disiplin dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh guru, (2) Dalam pembelajaran menyimak wawancara menggunakan model pembelajaran berpikir, berpasangan, serta berbagi hendaknya guru dapat memberikan waktu yang lebih longgar agar siswa tidak terlalu dikejar batas waktu dalam berdiskusi, sehingga siswa dapat lebih berkreasi dengan topik yang dibahas. Guru juga perlu memastikan bahwa pembagian kelompok seimbang sesuai dengan kemampuan siswa dan diskusi setiap kelompok harus selalu dalam pengawasan guru, (3) Bagi guru yang ingin mengembangkan sikap bertanggung jawab, disiplin, jujur, peduli dan toleransi; atau gaya berpikir otak kiri dapat menerapkan model pembelajaran berpikir, berpasangan, serta berbagi. Sebaliknya, bagi guru yang ingin mengembangkan gaya berpikir otak kanan; atau sikap kreatif, santun, percaya diri, dan menghargai prestasi serta menguasai emosi dapat menerapkan model pembelajaran mencari pasangan, (4) bagi peneliti selanjutnya hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran meencari pasangan dapat mempelajari dan mendalami terlebih dahulu bagaimana kriteria guru yang menerapkan model mencari pasangan di dalam kelas.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | model berpikir, berpasangan, serta berbagi dan model mencari pasangan, keterampilan menyimak wawancara |
Subjects: | L Education > Special Education > Language and literature education |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1) |
Depositing User: | Users 98 not found. |
Date Deposited: | 21 Dec 2017 17:20 |
Last Modified: | 21 Dec 2017 17:20 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/28645 |
Actions (login required)
View Item |