PRASANGKA ANTARKELOMPOK PASCA KONFLIK (STUDIKASUS PADA WARGA DESAPANUSUPANDAN KASEGERAN,KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS)
Eka Oktafiani , 1511412015 (2016) PRASANGKA ANTARKELOMPOK PASCA KONFLIK (STUDIKASUS PADA WARGA DESAPANUSUPANDAN KASEGERAN,KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (630kB) | Preview |
Abstract
Prasangka adalah sebuah sikap (biasanya negatif) terhadap anggota kelompok tertentu, semata berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tertentu. Desa Panusupan dan desa Kasegeran, merupakan kedua desa yang pernah mengalami konflik. Konflik diawali karena adanya kasus mutilasi yang melibatkan kedua desa tersebut. Kebencian ini digeneralisasikan dengan berbagai aksi penolakan, dan pemblokiran. Kerusuhan antara kelompok Desa Kasegeran dan Panusupan telah lama berlalu (tahun 2011). Namun, berdasarkan wawancara awal penelitian, diperoleh data awal bahwa bias-bias relasi antar kelompok (stereotip dan prasangka) masih bersemayam dalam kognisi sosial masing -masing kelompok warga. Ekses konflik tersebut belum sepenuhnya hilang dari cara pandang masing – masing kelompok terhadap kelompok lain. Peneliti menduga apabila sifat laten intensitas prasangka ini terus ada dan dipelihara, maka dapat memicu konflik-konflik lain dikemudian hari. Disinilah urgensi penelitian ini: Bagian dari upaya-upaya pencegahan agar konflik tidak terjadi lagi. Lebih spesifik, penelitian ini berupaya mengeksplorasi pengalaman pihak yang berkonflik. Lebih jauh, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi pengembangan model resolusi konflik pada kedua kelompok. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus, penelitian ini bermaksud untuk memahami secara rinci dan mendalam tentang satu individu atau sesuatu unit sosial. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Sumber data diperoleh dari subjek primer dan sekunder. Peneliti menguji keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi dengan sumber dan teori. Hasil temuan penelitian prasangka pasca konflik pada kelompok Panusupan dan Kasegeran menunjukan bahwa prasangka kembali berkembang pasca terjadinya konflik dikarenakan adanya proses perdamaian penyelesaian konflik yang tidak tercapai yaitu pelaku dibebaskan tidak sesuai dengan sepakatan perdamaian, sehingga hal tersebut menjadi faktor pemicu aktifnya kembali stereotip dan prasangka. Efek buruk prasangka yang berkembang tersebut memunculkan stigma dan segregrasi antar kelompok. Segregrasi muncul dikarenakan kedua kelompok saling menjaga jarak guna mengantisipasi terjadinya kasus kembali, namun hal tersebut berakibat buruk dan mengakibatkan kerenggangan relasi antarkelompok Panusupan dan Kasegeran. Antarkelompok saling membatasi relasi. Prasangka yang berkembang pada kelompok Panusupan lebih untuk menjaga nama baik kelompoknya dan tidak ingin kelompoknya dianggap buruk, sedangkan kelompok Kasegeran, prasangka yang berkembang karena adanya anggapan bahwa semua anggota kelompok Panusupan buruk.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Prasangka, Antarkelompok, Pasca konflik. |
Subjects: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Psikologi (S1) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Psikologi (S1) |
Depositing User: | Indah Tri Pujiati |
Date Deposited: | 21 Dec 2017 13:39 |
Last Modified: | 21 Dec 2017 13:39 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/28635 |
Actions (login required)
View Item |