ANALISIS DAMPAK RADIASI SINAR-X PADA MENCIT MELALUI PEMETAAN DOSIS RADIASI DI LABORATORIUM FISIKA MEDIK
Riza Aryawijayanti , 4211411008 (2016) ANALISIS DAMPAK RADIASI SINAR-X PADA MENCIT MELALUI PEMETAAN DOSIS RADIASI DI LABORATORIUM FISIKA MEDIK. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (1MB) | Preview |
Abstract
Telah dilakukan penelitian dampak radiasi sinar-X pada mencit melalui pemetaan dosis radiasi di Laboratorium Fisika Medik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi jarak minimum pekerja radiasi terhadap pesawat sinar-X dan untuk mengetahui dampak radiasi sinar-X melalui pengujian pada darah mencit. Pada pemetaan dosis radiasi diukur setiap jarak 30 cm sejauh 120 cm ke arah utara, sejauh 150 cm ke arah selatan, serta setiap jarak 30 cm sejauh 180 cm ke arah timur dan barat dari berkas sumber radiasi. Faktor eksposi yang digunakan sama yaitu 80 kV, 32 mA dan 0,5 sekon. Pada penelitian ini menggunakan variasi ketinggian 75 cm dan 150 cm dari sumber radiasi. Diperoleh kontur pemetaan 2D, di ketinggian 75 cm dari sumber pada koordinat (0,0) cm terukur dosis radiasi sebesar 10.000 μSv/h. Di ketinggian yang sama, ke arah timur, barat, utara, selatan pada koordinat dan dosis radiasi berturut-turut adalah (0,30) cm terukur 2500 μSv/h, (0,-30) cm terukur 200 μSv/h, (30,0) cm terukur 500 μSv/h, (-30,0) cm terukur 2500 μSv/h. Di ketinggian 150 cm dari sumber radiasi, pada koordinat (0,0) cm terukur dosis radiasi sebesar 10.000 μSv/h. Di ketinggian yang sama, ke arah timur, barat, utara, selatan pada koordinat dan dosis radiasi berturut-turut adalah (0,30) cm terukur 800 μSv/h, (0,-30) cm terukur 200 μSv/h, (30,0) cm terukur 500 μSv/h, (-30,0) cm terukur 1500 μSv/h. Semakin jauh jarak antara objek dengan pusat berkas sinar-X, maka dosis radiasi yang diterima semakin rendah. Untuk menguji dampak radiasi sinar-X melalui hasil pemetaan ruang Laboratorium Fisika Medik, mencit diletakkan pada koordinat (0,0), (0,30), (30,0) dan (-30,-60) cm. Faktor eksposi dan ketinggian yang digunakan sama, berturut-turut adalah 80 kV, 32 mA, 0,5 sekon dan 75 cm dari sumber radiasi. Penyinaran dilakukan selama 1 x 6 hari. Perlakuan dari hari pertama hingga hari ke 6, mencit diberi makan pelet jenis BR 2 dan minum air putih setiap hari secara ad libitum (sesuai kebutuhannya). Setelah hari ke 6, darah mencit diambil sebanyak 1 cc dan diuji komposisi eritrosit, leukosit dan hemoglobin. Komposisi darah mencit yaitu eritrosit (x106/mm3), leukosit (x103/mm3), hemoglobin (g/dL) di koordinat dan dosis radiasi berturut-turut adalah (0,0 cm : 10.000 μSv/h x 6 hari) 1,0; 11,4; 1,8, (0,30 cm : 2.500 μSv/h x 6 hari) 1,3; 4; 3,3, (30,0 cm : 500 μSv/h x 6 hari) 2,5; 6,4; 8,9, dan (-30,-60 cm : 65 μSv/h x 6 hari) 8,5; 10,6; 11,3. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa radiasi sinar-X mempengaruhi jumlah komposisi eritrosit, leukosit dan hemoglobin dalam tubuh mencit. Jumlah sel darah mamalia akibat paparan sinar-X bergantung pada besar dosis radiasi yang diterima oleh mamalia. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis yang digunakan, maka komposisi darah semakin jauh dari kriteria normal.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pemetaan, Dosis radiasi, Dampak radiasi, Mencit |
Subjects: | Q Science > QC Physics Q Science > QC Physics > Medical Physics |
Fakultas: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Fisika, S1 |
Depositing User: | Users 98 not found. |
Date Deposited: | 10 Oct 2017 17:21 |
Last Modified: | 10 Oct 2017 17:25 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/26714 |
Actions (login required)
View Item |