HIDROLISIS KULIT MARKISA DENGAN SELULASE DAN FERMENTASINYA MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL
Megawati, Megawati and Hartanto, Dhoni and Muftidar, Tsani and Pratama, Angga HIDROLISIS KULIT MARKISA DENGAN SELULASE DAN FERMENTASINYA MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL. HIDROLISIS KULIT MARKISA DENGAN SELULASE DAN FERMENTASINYA MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL. (Submitted)
Preview |
PDF (Cover)
Download (91kB) | Preview |
Preview |
PDF (Abstrak)
Download (8kB) | Preview |
Preview |
PDF (BAB I)
Download (97kB) | Preview |
Preview |
PDF (BAB II)
Download (389kB) | Preview |
PDF (BAB III)
Restricted to Repository staff only Download (222kB) |
|
PDF (BAB IV)
Restricted to Repository staff only Download (602kB) |
|
PDF (BAB V)
Restricted to Repository staff only Download (85kB) |
|
Preview |
PDF (Daftar Pustaka)
Download (200kB) | Preview |
Abstract
Kulit markisa merupakan limbah yang berpotensi untuk produksi bioethanol karena mengandung lignoselulosa yang tinggi yaitu 64,84%. Kulit markisa juga mengandung minyak atsiri sebesar 13-19% yang dapat dimanfaatkan dengan mengisolasinya terlebih dahulu. Kebutuhan akan bahan bakar yang terus meningkat membuat persediaan bahan bakar fosil semakin berkurang sehingga perlu adanya penelitian mengenai energi alternatif diantaranya bietanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume enzim selulase terhadap konsentrasi gula reduksi yang dihasilkan melalui proses hidrolisis kulit markisa, memperoleh model kinetika reaksi dan konstanta kecepatan reaksi hidrolisis dengan metode Pseudo-Homogen serta mengetahui pengaruh ekstraksi minyak atsiri terhadap kadar etanol yang dihasilkan. Bioetanol dibuat melalui proses hidrolisis, fermentasi dan analisis kadar etanol menggunakan GC (Gas Chromatography). Serbuk kulit markisa sebanyak 10 g dihidrolisis dengan enzim selulase (3, 5, 7, dan 9 mL) pada suhu 300C selama 9 jam. Hidrolisat dilakukan uji kadar gula setiap jam hidrolisis. Selanjutnya hidrolisat dilakukan proses fermentasi dengan tambahan Saccharomyces cerevisiae. Hasil percobaan diperoleh konsentrasi gula tertinggi yang dihasilkan sebesar 0,0133 M pada volume enzim 9 mL, kemudian untuk kadar etanol tertinggi yang dihasilkan sebesar 8,9 % pada volume enzim 9 mL dengan waktu fermentasi 5 hari. Model kinetika Pseudo-Homogen yang diperoleh memiliki orde dua, dengan nilai konstanta kecepatan reaksi (k) untuk volume enzim 3 mL sebesar 10,343 L/mol.jam, volume enzim 5 mL sebesar 14,251 L/mol.jam, volume enzim 7 mL sebesar 16,483 L/mol.jam dan volume enzim 9 mL sebesar 25,501 L/mol.jam. Faktor tumbukan (A) diperoleh sebesar 28 L/mol.jam dan energi aktivasi (Ea1, Ea2, Ea3, dan Ea4) diperoleh sebesar 2510,04 J/mol; 1702,21 J/mol, 1335,49 J/mol, dan 235,62 J/mol. Ekstraksi minyak atsiri tidak terlalu mempengaruhi kadar etanol yang dihasilkan. Oleh karena itu, minyak atsiri (16,23% (b/b)) akan bermanfaat bila dilakukan ekstraksi terlebih dahulu, karena dapat memberikan keuntungan lebih dalam proses pembuatan bioetanol dari kulit markisa. . Kata kunci: Kulit Markisa, Hidrolisis Enzimatik, Pseudo-homogen,Bioetanol, Minyak Atsiri
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Fakultas: | Fakultas Teknik |
Depositing User: | Repository Universitas Negeri Semarang |
Date Deposited: | 06 Sep 2017 17:45 |
Last Modified: | 06 Sep 2017 17:45 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/26548 |
Actions (login required)
View Item |