Makna banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu sebuah kajian Etnoekologi.
Jerry. Puspitasari, , 3501405059 (2009) Makna banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu sebuah kajian Etnoekologi. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Microsoft Word (Makna banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu sebuah kajian Etnoekologi.)
- Published Version
Download (15kB) |
Abstract
Banjir sebenarnya merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihilangkan sama sekali, namun setidaknya dapat dikurangi potensi dan resikonya. Masalah banjir merupakan hasil interaksi antara fenomena alam dengan lingkungan, proses sosial, dan proses ekonomi. Masyarakat di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora yang tinggal di bantaran Bengawan Solo tetap bertahan untuk tingal di daerah tersebut, padahal Bengawan Solo sering meluap dan membanjiri tempat tinggal tersebut. Masyarakat Kecamatan Cepu lebih memilih untuk mengungsi saat banjir dan kembali saat banjir surut, dari pada pindah ke tempat yang lebih aman dari jangkauan banjir. Ada bermacam-macam alasan yang melatarbelakangi masyarakat tetap bertahan tinggal di bantaran Bengawan Solo, antara lain faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor sosial. Diharapkan dengan teori etnoekologi dapat mengungkap bagaimanakah makna banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana makna banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu sebuah kajian Etnoekologi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui makna banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu dikaji melalui etnoekologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan fokus permasalahan sebagai berikut:1) Persepsi masyarakat di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Persepsi masyarakat yang dimaksud adalah anggapan dan makna yang diberikan masyarakat mengenai banjir Bengawan Solo yang kerap terjadi. 2) Bahaya Banjir. 3) Dampak saat dan pasca banjir. 4) Upaya penanganan banjir yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. 5) Penggunaan teknologi untuk memanfaatkan Bengawan Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Bengawan Solo dapat dilihat dari yaitu segi akuatik dan segi daratan. Dari segi akuatik, Bengawan Solo dimanfaatkan sebagai Sumber air PDAM dan PAM migas, Sumber air irigasi, Sarana transportasi, Sumber ikan, rekreasi, dan Tambang pasir. Dari segi daratan Bengawan Solo dimanfaatkan sebagai tempat petanian, kehutanan, Tempat membuat batako, dan pemukiman. Banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu dilihat dari kajian etnoekologi memiliki makna: 1) makna ekonomi, dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada Bengawan Solo. Misalnya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir, pedagang pasir, pemilik perahu, pemilik truk dan pembuat batako dan bis. 2) makna budaya, banjir Bengawan Solo bagi masyarakat Cepu adalah berkah dan musibah. 3) makna sosial, Bengawan Solo mempunyai makna sosial sebagai pengikat rasa kekeluargaan masyarakat Cepu. Saran bagi pemerintah, sebaiknya dalam menangani masalah banjir dilakukan secara holistik. Sebelum banjir itu terjadi pemerintah sudah melakukan upaya preventif. Misalnya dengan pembuatan bendungan untuk Bengawan Solo. Memberikan hukuman kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai dan bagi pengeruk pasir sungai dengan mesin penyedot yang merusak lingkungan. Sebagai saran, diusulkan masyarakat hendak turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar, terutama yang tinggal di Bengawan Solo dengan cara tidak membuang sampah di sungai dan menggunakan mesin penyedot untuk mengeruk pasir.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Makna banjir Bengawan Solo, Masyarakat, dan Etnoekologi |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1 |
Depositing User: | budi Budi santoso perpustakaan |
Date Deposited: | 05 Sep 2012 01:32 |
Last Modified: | 05 Sep 2012 01:32 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/14947 |
Actions (login required)
View Item |