Struktur Cakepan Tembang Macapat Kidung Panglilih. Skripsi.
Dhesy.Purnawati, , 2102408061 (2012) Struktur Cakepan Tembang Macapat Kidung Panglilih. Skripsi. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Microsoft Word (Struktur Cakepan Tembang Macapat Kidung Panglilih. Skripsi. )
- Published Version
Download (12kB) |
Abstract
Tembang macapat merupakan karya sastra yang terdiri atas unsur-unsur pembangun yang disebut struktur. Struktur pembangun tembang macapat (yang termasuk puisi Jawa tradisional) terdiri atas struktur fisik dan struktur batin. Cakepan tembang macapat Kidung Panglilih yang dianalisis dalam penelitian ini mengandung berbagai macam unsur pembangun itu. Hal tersebut yang menjadikan karya sastra ini menarik untuk diteliti. Hal menarik lain, Kidung Panglilih diciptakan pada zaman modern seperti sekarang ini. Di jaman modern seperti ini, tembang macapat sudah jarang digunakan sebagai pilihan untuk mengungkapkan ide menjadi karya sastra. Kidung Panglilih terbit tahun 2011, maka lahirnya kidung panglilih ini menjadi fenomena baru di tengah keterasingan tembang macapat, sehingga keberadaannya pada zaman modern menjadi keistimewaan tersendiri dibanding karya sastra lainnya. Masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana struktur karya sastra tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsi struktur Kidung Panglilih karya Widodo Brotosejati. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan metode struktural yang bertujuan menganalisis puisi ke dalam unsur fisik dan unsur batin. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kidung Panglilih mempunyai kekuatan yang terdapat dalam unsur bunyi terutama pada aliterasi. Kidung Panglilih merupakan puisi lama yang terikat oleh aturan-aturan atau paugeran yang disebut dengan guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Kidung Panglilih terdiri atas dua tembang, tembang Mijil mempunyai paugeran10i, 6o, 10e, 10i, 6i, dan 6u, sedangkan tembang Sinom 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, dan 12a. Diksi yang mendominasi Kidung Panglilih yaitu kata konotatif dan kata kuno. Penggunaan majas atau gaya bahasa semakin menambah keindahan karya sastra ini. Majas yang mendominasi dalam karya sastra ini yaitu majas metafora. Citraan atau pengimajian yang terdapat dalam Kidung Panglilih adalah citraan visual. Tipografi ditulis satu halaman satu tembang, halaman berikutnya berisi terjemahan berbahasa Indonesia tembang tersebut. Penulisannya rata kiri, pada awal tembang menggunakan huruf kapital dan pada akhir tembang tidak menggunakan tanda titik. Struktur batin dalam Kidung Panglilih diawali dengan tema, yaitu tema sosial dan ketuhanan. Cakepan ini berisi nasihat-nasihat dalam menjalani kehidupan. Amanat yang dapat diambil, sebagai manusia hendaknya selalu berupaya dan berusaha dalam menjalani hidup. Selain itu, pengarang selalu mengajak untuk tetap berserah diri pada Tuhan serta saling menghormati dengan sesama makhluk Tuhan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian tembang macapat selanjutnya, tentunya dengan pendekatan dan metode yang berbeda, sehingga dari hal itu akan menghasilkan analisis yang berbeda pula. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan ajar tembang macapat di SMP maupun SMA.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | cakepan tembang macapat, struktur pembangun |
Subjects: | P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia > Pendidikan Bahasa dan Sastra |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1) |
Depositing User: | budi Budi santoso perpustakaan |
Date Deposited: | 27 Aug 2012 07:45 |
Last Modified: | 27 Aug 2012 07:45 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/14446 |
Actions (login required)
View Item |