Egha Vijay Primayuangga Putra,, 2102406650 (2012) Struktur Cerita Ana-ana Bae Dalam Rubrik Majalah JayaBaya. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Microsoft Word (Struktur Cerita Ana-ana Bae Dalam Rubrik Majalah JayaBaya. ) - Published Version Download (15kB)

Abstract

Cerita Ana-ana Bae merupakan cerita ringan dengan penyajian singkat di majalah Jaya Baya. Sebagai salah satu rubrik di majalah tersebut, Ana-ana Bae tergolong yang selalu menarik sehingga ditunggu-tunggu pembaca. Meskipun demikian, dalam berbagai pengkajian sastra Jawa, Ana-ana Bae belum dimasukkan sebagai salah satu genre-nya. Karena itu perlu dilakukan penelitian secara mendalam menyangkut struktur cerita jenis ini dalam konteks kajian sastra. Masalah dalam skripsi ini adalah Bagaimana struktur pembangun cerita ana-ana bae pada majalah Jaya Baya? Tujuan penelitian ini Mengidentifikasi struktur pembangun ana-ana bae pada majalah jaya baya. .Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan kajian sastra Jawa, terutama yang berbentuk karya fiksi. Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme dengan unsur-unsur yang meliputi tema, latar, alur, sudut pandang, serta tokoh dan penokohan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Metode yang digunakan adalah metode analisis struktural. Sasaran penelitian ini adalah Struktur cerita Ana-ana Bae dalam majalah Jaya Baya. Sumber data adalah majalah Jaya Baya edisi bulan Juni tahun 2009. Cerita Ana-ana Bae pada bulan ini mempunyai tema cerita yang hampir sama jika dibandingkan dengan cerita yang diterbitkan pada bulan lain. Data dalam penelitian ini adalah Ana-ana Bae yang berjudul “Emping”, “Dibuwang Tenan”, “Siap Komandan!!!!!”, “Panen Jagung”, “Melu Workshop”, “Oleh Ijol Akeh”, “Gathot”, “Teh Jeruk Jahe”, “Sepatune Ilang”, dan “Pingin Garang Palah Wirang”. Hasil penelitian ini adalah tema yang diangkat cerita Ana-ana Bae bulan Juni 2009 sebagian besar mengangkat tema kesetiakawanan, kesialan, kepatuhan, silaturahmi, kesalahpahaman, dan kecerobohan. Latar waktu yangdigunakan yakni terjadi pada tahun 2000-an, antara tahun 2000 - 2009. Latar tempat yang digunakan beragam, yakni di Rumah (pak M, Komandan, sahabatnya, Bu Ci, Laras, Lik K.), di (dapur, kebun jagung Pak Noyo, sebuah warung di Kudus, ruang kelas III IPA 1.). Latar sosial yang terlihat berupa sosiokultural Jawa yang antara lain ditunjukkan oleh penggunaan unggah-ungguh bahasa Jawa dalam berbicara. Alur yang digunakan adalah alur lurus. Alur lurus sangat dominan dalam cerita Ana-ana Bae. Sudut pandang yang digunakan dalam cerita adalah sudut pandang orang pertama ‘aku’ sebagai tokoh utama dan ‘aku’ sebagai tokoh tambahan. Digunakan pula sudut pandang orang ketiga ‘dia’ mahatahu dan ‘dia’ terbatas’ (pengamat). Tokoh yang muncul adalah tokoh protagonis, antagonis, dan tokoh bawahan. Tokoh protagonis terdapat pada tokoh yang berkarakter penurut, ramah, tegas, patuh, sopan, berbudi pekerti. Akan tetapi, ada juga tokoh protagonis yang ceroboh, pelupa, tledor, tidak bisa bergalu. dan terlalu percaya diri. Tokoh antagonis terdapat pada tokoh yang berkarakter penyayang, menjengkelkan, centil bahkan ada yang ramah tetapi sering bingung. Tokoh bawahan andalan terdapat pada karakter rajin, bijaksana. Tokoh bawahan tambahan terdapat pada tokoh yang berkarakter penyayang, sopan, ramah. Berdasarkan penelitian ini, cerita-cerita humor yang berbahasa Jawa seperti Ana-aana Bae sebaiknya lebih dimasyarakatkan. Bagi pembaca, mengenalkan cerita humor berbahasa Jawa pada anak sejak dini sangat disarankan. Selain berfungsi menghibur, cerita jenaka ini juga dapat memperkaya khazanah berbahasa Jawa anak. Cerita Ana-ana Bae dapat dimanfaatkan sebagai referensi pengajaran apresiasi sastra karena isi cerita sangat menarik dan variatif.

Actions (login required)

View Item