Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Dalam Menyerap Iklim Mikro, CO, CO2 dan Menghasilkan O2 di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah Kota Semarang


Dian Afriani, 3250405028 (2009) Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Dalam Menyerap Iklim Mikro, CO, CO2 dan Menghasilkan O2 di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah Kota Semarang. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Dalam Menyerap Iklim Mikro, CO, CO2 dan Menghasilkan O2 di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah Kota Semarang] Microsoft Word (Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Dalam Menyerap Iklim Mikro, CO, CO2 dan Menghasilkan O2 di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah Kota Semarang) - Published Version
Download (28kB)

Abstract

Perubahan unsur-unsur lingkungan dari yang alami menjadi unsur buatan menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik iklim mikro, pencemaran udara, banjir, kurangnya lahan hijau, dan beberapa dampak negatif lingkungan lainnya. Pembangunan perkotaan yang pesat seiring pesatnya laju pertumbuhan penduduk kota, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai unsur kota. RTH merupakan space atau area penyangga sebuah lingkungan yang dapat menyerap kadar CO yang dihasilkan dari pembakaran kendaraan bermotor, dan menjaga iklim suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kondisi RTH di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah, (2) Mengetahui kondisi iklim mikro dan kadar CO di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah, (3) Mengetahui kemampuan RTH dalam mengendalikan iklim mikro dan kadar CO di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah dan (4) Mengetahui kemampuan RTH dalam menghasilkan O Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sebaran dan luas RTH, iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) dan parameter udara kadar CO dengan mengambil data primer untuk sebaran RTH, suhu dan kelembaban udara yang diperoleh dari lapangan, maupun data sekunder untuk kadar CO dari instansi terkait. Teknik penentuan sampel iklim mikro ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu dengan jumlah sampel 360 sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis komparatif, dan analisis iklim mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah masih banyak membutuhkan RTH, untuk Kecamatan Semarang Timur yaitu 163,46 Ha atau 70,76 % dan Semarang Tengah 156,82 Ha atau 85,14%. Suhu udara di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah dalam kategori agak panas dengan suhu ideal sebesar 27,19˚C dan kelembaban udara ideal untuk Kecamatan Semarang Timur ialah 57,11% dan Semarang Tengah 62,67% masuk dalam kategori kelembaban kering, sehingga didapat indeks kenyamanan pada Kecamatan Timur dalam kategori nyaman yaitu 25,10 dan Semarang Tengah masuk dalam kategori sebagian tidak nyaman dengan indeks kenyamanan sebesar 24,91. Daerah penelitian belum tercemar oleh CO, yang berarti kadar CO masih berada di bawah ambang batas baku mutu ambien yang berlaku yaitu sebesar 15.000 µg/m3. Kadar CO di Kecamatan Semarang Timur adalah 10.307 µg/m3, sedangkan Semarang Tengah 8.016 µg/m3. Kecamatan Semarang Timur dengan luas RTH 67,54 Ha, jumlah O2 yang dihasilkan adalah 16.209,6 kg/hari untuk jumlah penduduk sebesar 8.101,8 jiwa, sedangkan CO2 yang dapat diserap sebesar 12.967,6 kg/hari setara CO2 yang dikeluarkan oleh manusia dalam bernapas sebanyak 13.508 jiwa. Kecamatan Semarang Tengah memiliki RTH seluas 27,38 Ha dapat menghasilkan O2 sebesar 6.530,4 kg/hari untuk penduduk sebanyak 3.265,2 jiwa, dengan jumlah CO2 yang diserap sebesar 5.258,8 kg/jiwa setara dengan CO2 yang dikeluarkan oleh 5.478 jiwa orang per harinya. Disimpulkan bahwa, luas RTH di Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Tengah belum memenuhi standar Perda No. 5 Tahun 2004 Kota Semarang yaitu maksimal RTH seluas 30% dari luas wilayahnya. Luas RTH di Kecamatan Semarang Timur baru memiliki luas sekitar 29,24%, sedangkan Semarang Tengah sekitar 14,86% dari luas wilayahnya. Hal ini berpengaruh besar terhadap kondisi suhu dan kelembaban udara, tingginya nilai kadar CO, penyerapan terhadap CO2 dan mrnghasilkan O2. Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) perlu adanya perhatian khusus oleh Pemerintah Kota Semarang terhadap perkembangan dan sebaran RTH agar sesuai dengan standar yang ditentukan, (2) perlu disempurnakannya RTH agar lebih bermanfaat keberadaannya untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara serta kadar CO, (3) Pemerintah Daerah harus bertindak tegas terhadap pihak-pihak masyarakat yang menyalahi penggunaan lahan untuk usaha khususnya lahan konservasi, (4) perlu adanya kerjasama oleh instansi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mempublikasikan tentang manfaat penting RTH.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: RTH, Iklim Mikro, Kadar CO
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences
G Geography. Anthropology. Recreation > GF Human ecology. Anthropogeography
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 05 Jul 2012 04:12
Last Modified: 05 Jul 2012 04:12
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/13040

Actions (login required)

View Item View Item