Silvia Tesa, 7450407019 (2011) Suku Bunga Internasional (Libor), Nilai Tukar Rupiah/US$ Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2000-2010. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Microsoft Word (Suku Bunga Internasional (Libor), Nilai Tukar Rupiah/US$ Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2000-2010) - Published Version Download (28kB)

Abstract

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indikator yang digunakan investor untuk melihat kondisi suatu negara. Jika nilai IHSG tinggi maka negara tersebut dalam kondisi baik, sedangkan jika nilai IHSG rendah maka negara tersebut sedang lesu. IHSG dipengaruhi oleh libor, kurs dan inflasi. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap fluktuasi nilai IHSG tersebut dikaji melalui penelitian ini. Permasalahan yang diungkap antara lain (1). Kontribusi Suku Bunga LIBOR, Kurs dan Inflasi terhadap perubahan Indeks Harga Saham Gabungan tahun 2000-2010. (2). Kontribusi Suku Bunga LIBOR, Kurs dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap perubahan Inflasi tahun 2000-2010. (3). Kontribusi Suku Bunga LIBOR, Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap perubahan Kurs tahun 2000-2010. (4) Kontribusi Kurs, Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap perubahan Suku Bunga LIBOR tahun 2000-2010. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Observasi sampel dalam penelitian ini adalah data bulanan periode 2000-2010. Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder yaitu data Suku Bunga LIBOR, Kurs, Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan Januari 2000 sampai dengan Desember 2010 (132 observasi). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Vector Autoregression (VAR), Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang sebelumnya diuji menggunakan uji Unit Roots Test, uni Causalitas Granger dan uji Kointegrasi Johansen. Analisa data menunjukkan secara empiris hasil uji akar unit dengan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) menunjukan bahwa keempat variabel memiliki akar unit dan stasioner pada first difference. Dari hasil uji kointegrasi menunjukan bahwa variabel Suku Bunga Libor, Nitai Tukar Rupiah, Inflasi dan IHSG memiliki hubungan jangka panjang. Dari hasil analisa diketahui untuk uji Vector Autoregression menunjukan variabel yang paling memiliki kontribusi terbesar terhadap variabel Suku Bunga Libor adalah Suku Bunga Libor pada tahun sebelmnya. Untuk variabel Nilai Tukar Rupiah adalah Nilai Tukar Rupiah pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk variabel Inflasi dan IHSG adalah variabel Inflasi dan IHSG itu sendiri pada tahun sebelumnya. Hasil Impulse response function diketahui bahwa stabilitas pertama variabel Suku Bunga Libor, Nitai Tukar Rupiah, Inflasi dan IHSG yaitu pada jangka menengah sedangkan dalam jangka panjang semua variabel akan cenderung mengalami kestabilan. Variance decomposition, secara keseluruhan baik jangka panjang maupun jangka pendek, semua variabel pada periode pertama dipengauhi oleh error variance variable itu sendiri. Sedangkan dalam jangka panjang terjadi perubahan pengaruh error variance yang semakin menurun terhadap variabel Suku Bunga Libor, Nitai Tukar Rupiah, Inflasi dan IHSG karena digeser oleh variabel lainnya. Dari hasil penelitian ini otoritas moneter diharapkan mampu menjaga kestabilan nilai tukar agar tidak terdepresiasi ke level yang lebih rendah. Hal ini dilakukan agar menarik kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan tingginya kepercayaan investor membuat harga saham meningkat yang berdampak pada tersedianya dana tambahan yang bisa digunakan untuk pembangunan.

Actions (login required)

View Item