Pengaruh faktor kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk terhadap pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini (studi kasus di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara tahun 2010)


Suhartatik, 3201407069 (2012) Pengaruh faktor kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk terhadap pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini (studi kasus di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara tahun 2010). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Pengaruh faktor kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk terhadap pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini (studi kasus di Kecamatan Bangsri  Kabupaten Jepara tahun 2010)] Microsoft Word (Pengaruh faktor kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk terhadap pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini (studi kasus di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara tahun 2010)) - Published Version
Download (28kB)

Abstract

Perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan tahun 1974 No.1 pasal 1 dinyatatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam pasal ini disebutkan bahwa perkawinan merupakan ikatan lahir batin bukan hanya ikatan lahir atau hanya ikatan batin. Seorang pria atau seorang wanita yang melaksanakan perkawinan harus sudah siap lahir batinnya untuk berumah tangga bukan hanya siap lahirnya atau hanya siap batinnya saja karena dalam perkawinan membutuhkan kedewasaan dan tanggungjawab baik secara lahir maupun secara batin. Perkawinan wanita pada usia dini juga masih terjadi dikalangan masyarakat Kecamatan Bangsri. Perkawinan wanita usia dini ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain karena faktor ekonomi maupun karena faktor lingkungan tempat meraka tinggal. Seberapa besar pengaruh faktor kondisi sosial, ekonomi dan budaya penduduk terhadap pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor kondisi sosial, ekonomi dan budaya penduduk terhadap pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita yang menikah pada usia dini (16 tahun-19 tahun) di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara sebanyak 212 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling sebanyak 53 orang yaitu 25% dari jumlah populasi dari tiap desa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas, variabel terikatnya adalah pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini, sedangkan variabel bebasnya adalah kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk. Data diperoleh dengan menggunakan dokumentasi, angket, interview/wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif persentase dan analisis regresi tiga prediktor. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditinjau dari kondisi sosial yaitu tingkat pendidikan dan keikutsertaan dalam organisasi kemasyarakatan, responden maupun orang tua dari responden termasuk dalam kriteria rendah. Ditinjau dari kondisi ekonomi yaitu tingkat pendapatan responden maupun orang tua dari responden termasuk dalam kriteria rendah. Ditinjau dari kondisi budaya masyarakat setempat bahwa menurut pandangan responden umur yang pantas bagi wanita untuk menikah yaitu umur 15-19 tahun. Berdasarkan analisis regresi tiga prediktor di peroleh persamaan regresi Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3. Setelah diadakan uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F, diperoleh harga F tabel 27,613 dan F tabel = 2,79 Karena F hitung > F tabel (27,613 > 2,79) maka persamaan regresi tersebut signifikan dan ini berarti ada pengaruh kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk terhadap pelaksanaan perkawinan wanita pada usia dini di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Berdasarkan hasil perhitungan variabel kondisi sosial (X1) memberikan sumbangan efektif sebesar 36,16% dan perhitungan variabel kondisi ekonomi (X2) memberikan sumbangan efektif sebesar 24,97% sedangkan perhitungan variabel budaya (X3) memberikan sumbangan efektif sebesar 8,43% artinya variabel yang memberikan sumbangan terbesar yaitu kondisi sosial. Kesimpulan, bahwa pelaksanaan pernikahan dini di daerah penelitian lebih banyak dipengaruhi oleh keterbatasan kondisi sosial, ekonomi maupun tradisi masyarakat setempat terhadap pelaksanaan pernikahan khususnya pada penduduk wanita. Saran yang diajukan yaitu perlu adanya peningkatan pengetahuan orang tua dan anak tentang usia yang matang untuk menikah, selain itu juga perlu adanya pengetahuan dini di sekolah-sekolah dasar tentang akibat-akibat yang terjadi bila melalukakn pernikahan pada usia dini yaitu dari segi kesehatan, mental dan fisik yang akan mereka hadapi ketika mereka menikah pada usia dini. Perlu juga dilakukan penyuluhan kepada orang tua melalui instansi yang berkaitan diantaranya BKKBN sehingga pernikahan dini bisa dikendalikan. Bagi Pemerintah Daerah, DISPERINDAG (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) dan para kader PKK Desa maupun PKK Kecamatan memberikan pelatihan ataupun pembinaan bagi ibu-ibu yang belum memiliki pekerjaan dengan pemberian ketrampilan dan skil untuk mereka supaya dapat memiliki pekerjaan walaupun sebatas home industry saja. Bagi Departemen Agama (DEPAG) agar memberikan sanksi yang tegas bagi para orang tua maupun petugas KUA sehingga bisa mengurangi terjadinya perkawinan pada usia dini.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Kondisi Sosial Ekonomi, Budaya Penduduk dan Perkawinan Wanita Usia Dini
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Geografi, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 16 May 2012 01:15
Last Modified: 16 May 2012 01:15
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/12128

Actions (login required)

View Item View Item