Struktur Serat Partawigena.


Imam Arief Hidayat , 2151407002 (2012) Struktur Serat Partawigena. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Struktur Serat Partawigena.]
Preview
PDF (Struktur Serat Partawigena.) - Published Version
Download (208kB) | Preview

Abstract

Serat Partawigena merupakan salah satu karya satra berbahasa Jawa berwujud tembang macapat yang ditulis pada tahun 1884 oleh Kusumadiningrat atau Hamengkubuana IX. Karya sastra ini merupakan sebuah karya yang menceritakan tentang tokoh Mahabarata, antara Dananjaya dari Negara Ngamarta dan Karna utusan Raja Duryudana dari Ngastina. Keduanya mencari sebuah wahyu yang bernama Makutharama dan mereka memperebutkan wahyu tersebut. Di dalamnya juga terdapat makna-makna yang mengajarkan tentang kepemimpinan, selain itu Serat Partawigena juga berwujud tembang macapat sehingga mempunyai struktur cerita yang khas dibanding dengan karya sastra lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur teks Serat Partawigena berdasarkan aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verba? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkap struktur teks Serat Partawigena dengan menggunakan teori strukturalisme semiotik model Todorov. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif yakni menitik beratkan pada karya sastra atau teks sastra sebagai sebuah struktur. Data penelitian ini adalah hubungan antara seluruh unsur yang membangun cerita yang terdapat dalam teks Serat Partawigena karya Kusumadiningrat atau Hamengkubuwana IX. Sedangkan sumber data penelitian teks Serat Partawigena yang terdiri dari 18 pupuh, gubahan Kusumadiningrat diterbitkan oleh Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah. Hasil penelitian ini adalah struktural teks yang dicari melalui aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verba. Aspek sintaksis menceritakan Raja Duryudana yang menginginkan wahyu Makutharama sehingga mengutus Prabu Karna untuk mencarinya di Gunung Kutarunggu, sedangkan Dananjaya ditemani Ki Lurah Semar juga mencari wahyu makutharama sehingga muncul perselisihan di antara mereka. Di saat mereka mencari makutharama mendapat ujian dari sang Batara Guru dan pada akhirnya Dananjaya mendapatkan wahyu makutharama tersebut. Pada aspek semantik menghasilkan simbol dan makna yang terdapat dalam Serat Partawigena, salah satunya yaitu simbol dan makna kepemimpinan. Simbol dan makna kepemimpinan yang terdapat dari Serat Partawigena merupakan sebuah ajaran kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar kepemerintahannya tertata dengan benar dan supaya para rakyatnya hidup dengan sejahtera. Aspek verba menghasilkan bahwa modus yang digunakan dalam penyampaian cerita adalah modus gaya tidak langsung. Kala yang terdapat dalam Serat Partawigena adalah kala yang menunjukan waktu yaitu malam hari, dan penyingkatan waktu dalam alur cerita. Ragam bahasa yang terdapat dalam Serat Partawigena ini adalah diksi meliputi pilihan kata dan purwakanthi, yaitu purwakanthi basa dan purwakanthi sastra serta majas yaitu majas hiperbola, simile, eufemisme, pleonisme, dan sarkasme. Keberagaman diksi dan majas ini digunakan oleh pengarang sehingga Serat Partawigena lebih indah untuk dibaca. Berdasarkan temukan tersebut, saran yang diberikan yaitu Serat Partawigena dapat menjadi alternatif pembelajaran sastra bagi semua kalangan sebagai pedoman kehidupan. Selain itu diharapkan pula penelitian ini bisa menjadi acuan penelitian selanjutnya terkait ilmu sastra, khususnya baik menggunakan teori tata sastra Todorov maupun teori yang lain.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Strukturalisme, Semiotik, Serat Partawigena.
Subjects: P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia > Sastra
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Jawa (S1)
Depositing User: budi Budi santoso perpustakaan
Date Deposited: 15 May 2012 04:04
Last Modified: 15 May 2012 04:04
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/12060

Actions (login required)

View Item View Item