Ideologi dalam Serat Demang Pancal Panggung.


Wieke Susana Prasetya, 2151406019 (2012) Ideologi dalam Serat Demang Pancal Panggung. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Ideologi dalam Serat Demang Pancal Panggung.] Microsoft Word (Ideologi dalam Serat Demang Pancal Panggung.) - Published Version
Download (25kB)

Abstract

Prasetya, Wieke Susana. 2012. Ideologi dalam Serat Demang Pancal Panggung. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. FBS. Unnes. Pembimbing I Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum, pembimbing II Yusro Edy Nugroho, S.S.M.Hum Kata kunci : ideologi, Demang Pancal Panggung Serat Demang Pancal Panggung adalah sebuah karya sastra yang dibuat oleh Harjodisastro (1820-1823). Dalam Serat Demang Pancal Panggung muncul permasalahan disekitar tokoh-tokoh dalam hubungannya dengan masalah politik. Rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah bagaimana mendiskripsikan cerita dalam Serat Demang Pancal Panggung dan bagaimana ideologi hegemoni yang terdapat dalam Serat Demang Pancal Panggung. Sejalan dengan dengan rumusan masalah yang telah disebutkan tadi, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui struktur cerita yang terdapat dalam Serat Demang Pancal Panggung serta bagaimana ideologi hegemoni yang terdapat dalam Serat Demang Pancal Panggung karya Harjodisastro. Penelitian ini menggunakan pendekatan mimetik sebagai langkah penelitiannya. Penelitian yang akan mengkaji aspek sosial ini menggunakan teori mimemis dengan pendekatan sosiologi sastra. Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan mengenai ideologi hegemoni dalam Serat Demang Pancal Panggung adalah : 1. Pandangan politik dalam Serat Demang Pancal Panggung menjelaskan bahwa Surakarta dipimpin oleh Paku Buwono V, yaitu seorang raja di Kerajaan Mataram. Seorang raja dalam menyelesaikan tugasnya selalu dibantu oleh abdi dalem kerajaan. Seorang Raja harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, bertanggung jawab dan berwibawa terhadap rakyatnya. 2. Sistem ekonomi dalam Serat Demang Pancal Panggung sebagian besar rakyatnya bercocok tanam, rakyat Surakarta hidup makmur dan sejahtera karena sebelum terjadi paceklik, hasil panennya selalu melimpah ruah. 3. Sistem pranata sosial dalam Serat Demang Pancal Panggung menganut sistem ideologi feodalisme. Ideologi yang terdapat dalam Serat Demang Pancal Panggung berkaitan dengan orientasi budaya, sistem kepercayaan, dan sikap. 4. Asas haluan negara dalam Serat Demang Pancal Panggung, bahwa dalam Serat Demang Pancal Panggung sebagian besar penduduknya beragama Islam dan Hindu yang tebawa sejak dari kerajaan Majapahit hingga Pajang. 5. Dalam pengembangan hidup bangsa Mataram yang semula wilayahnya aman dan sejahtera kemudian terjadi paceklik, pemerintah berusaha keras mencari jalan keluar dari musibah yang terjadi. Sampai pada akhirnya bertapa dan mendapat wangsit, kemudian mencari tumbal agar keadaan Surakarta menjadi utuh kembali. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Serat Demang Pancal Panggung mengusung warna ideologi yang sama, yakni ideologi feodalisme. Akan tetapi ideologi feodalisme yang diusung Demang Pancal Panggung terlalu berlebihan sehingga menimbulkan pertentangan. Dalam serat ini arogansi Demang Pancal Panggung mendapat perlawanan dari pemerintahan Paku BuwonoV. 2. Setiap penggulingan kekuasaan pasti diwarnai dengan perang ideologi yang tujuannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kekuatan dan kemakmuran suatu bangsa atau negara selain dihentikan oleh faktor sosial dan ekonomi juga ditentukan oleh ideologi yang dianut mempengaruhi watak dan sikap kehidupan bermasyarakat tersebut. Ideologi hegemoni yang dapat ditemukan dalam Serat Demang Pancal Panggung adalah ideologi feodalisme. Feodalisme jawa bersifat membudidaya dan mengikat serta didukung oleh semua lapisan masyarakat. Contohnya hubungan antara “kaum priyayi” yang merupakan kaum intelektual, terpelajar yang berperilaku halus dengan aturan-aturan yang ketat yang dalam hal ini berperan sebagai kaum penguasa, yakni golongan bangsawan yang diwakili oleh Paku Buwono V dengan “wong cilik” sebagai masyarakat yang menduduki strata sosial yang paling kecil, di sini diwakili oleh rakyat termasuk Ni Mita. Wong cilik yang jumlahnya lebih besar dari wong gedhe atau kaum priyayi merupakan golongan yang diperintah, sebaliknya wong gedhe yang meliputi raja beserta para bangsawan keturunan Raja dan Pejabat Tinggi Kerajaan merupakan golongan yang memerintah.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: ideologi, Demang Pancal Panggung
Subjects: P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Jawa (S1)
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 10 May 2012 05:28
Last Modified: 10 May 2012 05:28
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/11940

Actions (login required)

View Item View Item