Imam Affandi, 4101413100 (2021) KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DALAM SETTING GUIDED INQUIRY. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

PDF - Published Version Restricted to Repository staff only Download (8MB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menguji kualitas pembelajaran guided inquiry dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan mendeskripsikan kemampiuan berpikir kreatif siswa quitters, campers, dan climbers melalui penerapan pembelajaran dalam setting guided inquiry. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods dengan menggunakan model concurrent embedded. Desain pada penelitian ini adalah Pretest-Posttest Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 40 Semarang semester genap tahun ajaran 2018/2019. Sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan simple random sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes berpikir kreatif siswa yang terdiri dari pretest dan posttest. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan delapan subjek penelitian yang telah ditentukan berdasarkan Adversity Quotient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran dalam setting guided inquiry berkualitas baik yang ditunjukkan pada (a) tahap persiapan pembelajaran diperoleh validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang mendukung tujuan pembelajaran termasuk pada kriteria minimal baik, (b) tahap pelaksanaan pembelajaran diperoleh hasil akhir pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran termasuk pada kriteria sangat baik, dan (c) tahap evaluasi pembelajaran diperoleh bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika dalam setting guided inquiry mencapai ketuntasan rata-rata dan klasikal, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diadakan pembelajaran dalam setting guided inquiry, serta kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran matematika dalam setting guided inquiry lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran biasa; (2) deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan Adversity Quotient diperoleh bahwa siswa climbers belum tentu memiliki kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih baik daripada siswa campers, serta siswa campers belum tentu memiliki kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih baik daripada siswa quitters. Oleh karena itu, model pembelajaran guided inquiry dapat dijadikan pilihan model pembelajaran untuk mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Actions (login required)

View Item