IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR KABUPATEN SEMARANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TAHUN 2019


SITI ZULAIKHAH, 3212317012 (2020) IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR KABUPATEN SEMARANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TAHUN 2019. Diploma thesis, Unnes.

[thumbnail of 3212317012.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (15MB) | Preview

Abstract

Sebagian wilayah Indonesia memang berada di wilayah rawan bencana, seperti bencana banjir, bencana tanah longsor, dan bencana kekeringan. Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki risiko terjadinya bencana tanah longsor yang tinggi. Bencana tanah longsor di Kabupaten Semarang selalu terjadi setiap tahunnya pada musim penghujan. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya program-program untuk mengurangi resiko bencana tanah longsor penentuan tingkat resiko bencana juga mempertimbangkan tingkatan ancaman bahaya, kerentanan terhadap bahaya, dan kapasitas dalam menghadapi bencana. Analisis peta kerawanan tanah longsor dilakukan setelah peta-peta tematik tersedia yaitu peta curah hujan, peta jenis tanah, peta geologi, peta penutupan lahan, dan peta kemiringan lereng. Parameter tersebut kemudian di overlay menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis sesuai dengan acuan dari Puslittanak 2004. Proses selanjutnya yaitu pembagian 3 kelas kerawanan yaitu kelas kerawanan tinggi, kelas kerawanan sedang dan kelas kerawanan rendah. Hasil peta menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Semarang dibagi menjadi 3 kelas kerawanan yaitu kelas kerawanan rendah yang ditunjukkan dengan warna hijau dengan luas wilayah 202,50 km² atau setara dengan 20,13% dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Semarang. Yang kedua yaitu kelas kerawan sedang yang ditunjukkan dengan warna kuning dengan luas 586,08km² atau setara dengan 58,26% dari total luas wilayah. Dan yang terakhir yaitu kelas kerawanan tinggi terhadap bencana tanah longsor yang ditunjukkan dengan warna merah.. Kelas ke 3 memiliki luas 217,23 km² atau setara dengan 21,59% dari luas wilayah Kabupaten Semarang. BPBD Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa kejadian bencana bisa terjadi kapan saja, akan tetapi masyarakat juga harus mengetahui bagaimana cara menginformasikan kepada pihak BPBD Kabupaten Semarang agar segera ditindaklanjuti untuk penanganan lebih lanjut. Pihak BPBD menjelaskan kegiatankegiatan yang telah dilakukan di tempat rawan bencana untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor tersebut yaitu DESTANA (Desa Tangguh Bencana), Sekolan Aman Bencana dan acara sosialisasi lainnya. Dari penjelasan beliau, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki tingkat kerawanan longsor tinggi yaitu Kecamatan Getasan, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Bandungan, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Jambu, dan Kecamatan Sumowono.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Identifikasi, Longsor, Aplikasi SIG
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GF Human ecology. Anthropogeography > Disasters
G Geography. Anthropology. Recreation > GF Human ecology. Anthropogeography > Trafic System
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Survei dan Pemetaan Wilayah, D3
Depositing User: mahargjo hapsoro adi
Date Deposited: 10 Nov 2020 01:40
Last Modified: 10 Nov 2020 01:40
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/41193

Actions (login required)

View Item View Item