Pengujian Sistem Pengisian Elektronik Toyota Kijang 7K-E.


Nur zazuli, 5250308006 (2012) Pengujian Sistem Pengisian Elektronik Toyota Kijang 7K-E. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Pengujian Sistem Pengisian Elektronik Toyota Kijang 7K-E. ] Microsoft Word (Pengujian Sistem Pengisian Elektronik Toyota Kijang 7K-E. ) - Published Version
Download (14kB)

Abstract

Masalah yang dikaji dalam tugas akhir ini adalah: Untuk mengetahui komponen sistem pengisian pada Toyota Kijang 7K-E, Untuk mengetahui bagaimana cara kerjannya system pengisian, Mengetahui Apa saja pengujian yang perlu dilakukan pada system pengisian elektronik , Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pengujian system pengisian, Untuk mengetahui hasil dari pengujian system pengisian. Pada tugas akhir ini mengkaji pengujian system pengisian elektronik pada Toyota Kijang 7K-E adalah dengan melakukan pengujian pada setiap terminal alternator yang dilepas yaitu terminal S,IG,B dan L dengan menggunakan alat pengukur tegangan klame taster. Saat mesin hidup dengan rpm 1000,1500,2000,2500 dan 3000. Dan ukur tegangan yang keluar dari terminal B alternator Simpulan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah: Komponen-komponen yang terdapat pada system pengisian pada Toyota kijang 7K-E adalah batterai, kunci kontak, alternator, puli, v-belt. komponen yang terdapat pada alternator rotor, end frame, stator, rectifier, IC regulator, Cara kerja dari system pengisian yaitu untuk mensuplai kebutuhan listrik pada system pengapian, saat kondisi normal tegangan output semakin tinggi mengikuti putaran mesin, namun pada putaran tinggi tegangan output tetap konstan, terminal S lepas “tidak ada input dari terminal S” yang dideteksi oleh MIC, Tr1 On dan OFF untuk mempertahankan tegangan terminal B antara 13,3 Volt sampai 16,3 Volt, terminal B lepas maka pengisian baterai tidak terjadi, menyebabkan voltase baterai turun sedikit demi sedikit (voltase pada terminal S). ini menyebabkan IC regulator meningkatkan arus pusar untuk membangkitkan listrik. Akibatnya voltase di terminal B akan naik terus, terminal IG dilepas arus yang menujuke MIC yang nantinya dialirkan ke Tr1 tidak ada. Ini menyebabkan rotor coil tidak mengalami kemagnetan. Sehingga stator coil tidak terjadi GGL. Namun terminal B alternator tetap mendapat tegangan listrik sebesar tegangan pada batrai 12,3V, terminal L dilepas maka lampu indicator pengisian tidak akan menyala karena MIC tidak mendapat suplai arus massa pada posisi mesin hidup terminal L tidak begitu berfungsi karena terminal L hanya terminal lampu indikator.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Alternator,IC reagulator, Output Alternator
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Fakultas: Fakultas Teknik > Teknik Mesin, D3
Depositing User: budi Budi santoso perpustakaan
Date Deposited: 07 Sep 2012 07:35
Last Modified: 07 Sep 2012 07:35
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/15164

Actions (login required)

View Item View Item