GENETIKA APA TUMON DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT


Dinar Galuh Pertiwi , 2102406016 (2011) GENETIKA APA TUMON DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of GENETIKA APA TUMON DALAM MAJALAH  PANJEBAR SEMANGAT] PDF (GENETIKA APA TUMON DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT)
Download (136kB)

Abstract

Pertiwi, Dinar Galuh. 2010. Genetika Apa Tumon dalam Majalah Panjebar Semangat. Skripsi. Bahasa dan Sastra Jawa. FBS. Unnes. Pembimbing I: Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum. Pebimbing II: Sucipto Hadi Purnomo, S.Pd, M.Pd. Kata Kunci: genetika, Apa Tumon, unsur struktur cerita Cerita Apa Tumon merupakan cerita ringan dengan penyajian singkat di majalah Panjebar Semangat. Sebagai salah satu rubrik di majalah tersebut, Apa Tumon tergolong yang selalu menarik sehingga ditunggu-tunggu pembaca. Meskipun demikian, dalam berbagai pengkajian sastra Jawa, Apa Tumon belum dimasukkan sebagai salah satu genre-nya. Karena itu perlu dilakukan penelitian secara mendalam menyangkut genetika cerita jenis ini dalam konteks kajian sastra. Masalah dalam skripsi ini adalah (1) bagaimana tema cerita Apa Tumon? (2) bagaimana latar cerita Apa Tumon? (3) bagaimana alur cerita Apa Tumon? (4) bagaimana sudut pandang dalam Apa Tumon? (5) bagaimana tokoh dan penokohan dalam cerita Apa Tumon? Tujuan penelitian ini mengidentifikasi karakteristik cerita Apa Tumon yang meliputi tema, latar, alur, sudut pandang, serta tokoh dan penokohan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan kajian sastra Jawa, terutama yang berbentuk karya fiksi. Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme dengan unsur-unsur yang meliputi tema, latar, alur, sudut pandang, serta tokoh dan penokohan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Metode yang digunakan adalah metode analisis struktural. Sasaran penelitian ini adalah karakteristik (genetika) cerita Apa Tumon dalam majalah Panjebar Semangat. Sumber data adalah majalah Panjebar Semangat edisi bulan Oktober tahun 2009. Cerita Apa Tumon pada bulan ini mempunyai tema cerita yang hampir sama jika dibandingkan dengan cerita yang diterbitkan pada bulan lain. Data dalam penelitian ini adalah Apa Tumon yang berjudul “Dioyak Begal”, “Digugah Kok Malah Nyokot”, “Ngasta Wonten Pundi Mas...?”, “Emping”, “Dibuwang Tenan”, “Siap Komandan!!!!!”, “Mejet Tengah Kejewer”, “Tamu Tak Diundang”, “Lik Di”, “Teri Goreng Rasa Detergen”, “Saputangan”, dan “Garagara Teks Pidhato Kabuncang Angin”. Hasil penelitian ini adalah tema yang diangkat pada cerita Apa Tumon mecakupi tema kesetiakawanan, kepariwisataan, kesabaran, kesialan, kenakalan, kepatuhan, kesalahpahaman, dan kecerobohan. Latar waktu yang digunakan beragam, yakni malam hari (saat UNNES pindah kampus, saat tidur, malam minggu, jam 12 malam setelah menonton wayang), hari minggu, empat bulan yang lalu ketika pariksa ke dokter, pada siang hari (saat wisata rohani jam 12 siang, dan saat pidato). Latar tempat juga beragam, yakni di Jalan Sampangan-Gunungpati, tempat tidur, ruang tamu, rumah sakit, dapur, dan di atas mimbar pidato. Latar sosial yang terlihat berupa sosiokultural Jawa yang antara lain ditunjukkan oleh penggunaan unggah-ungguh bahasa Jawa dalam berbicara. Alur yang digunakan adalah alur lurus dan alur campuran. Alur lurus sangat dominan dalam cerita Apa Tumon sedangkan alur campuran hanya digunakan dalam cerita ”Dioyak Begal”. Sudut pandang yang digunakan dalam cerita adalah sudut pandang orang pertama ‘aku’ sebagai tokoh utama dan ‘aku’ sebagai tokoh tambahan. Digunakan pula sudut pandang orang ketiga ‘dia’ mahatahu dan ‘dia’ terbatas’ (pengamat). Tokoh yang muncul adalah tokoh protagonis, antagonis, dan tokoh bawahan. Tokoh protagonis terdapat pada tokoh yang berkarakter pemberani, percaya diri, penurut, setia, patuh, tegas. Ada juga tokoh protagonis yang ceroboh, pemimpi, gegabah, dan terlalu percaya diri. Tokoh antagonis terdapat pada tokoh yang berkarakter penakut, keras, jahil, ceroboh, tidak peduli, bahkan ada yang ramah tetapi sering bingung. Tokoh bawahan andalan terdapat pada karakter sabar, pengertian, peduli, baik hati, ramah, humoris, sopan dan setia kawan. Tokoh bawahan tambahan terdapat pada tokoh yang berkarakter peduli terhadap sesama. Berdasarkan penelitian ini, cerita-cerita humor yang berbahasa Jawa seperti Apa Tumon sebaiknya lebih dimasyarakatkan. Bagi pembaca, mengenalkan cerita humor berbahasa Jawa pada anak sejak dini sangat disarankan. Selain berfungsi menghibur, cerita jenaka ini juga dapat memperkaya khazanah berbahasa Jawa anak. Cerita Apa Tumon dapat dimanfaatkan sebagai referensi pengajaran apresiasi sastra karena isi cerita sangat menarik dan variatif.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: genetika, Apa Tumon, unsur struktur cerita
Subjects: P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures
Z Bibliography. Library Science. Information Resources > Z004 Books. Writing. Paleography
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1)
Depositing User: Users 3261 not found.
Date Deposited: 20 Nov 2011 11:55
Last Modified: 20 Nov 2011 11:55
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/8576

Actions (login required)

View Item View Item