INDUSTRI KERAJINAN BORDIR SEBAGAI UPAYA MEMBUKA LAPANGAN KERJA BAGI PEREMPUAN


Ragil Wicaksono, 3501406041 (2011) INDUSTRI KERAJINAN BORDIR SEBAGAI UPAYA MEMBUKA LAPANGAN KERJA BAGI PEREMPUAN. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of INDUSTRI KERAJINAN BORDIR  SEBAGAI UPAYA MEMBUKA LAPANGAN KERJA BAGI PEREMPUAN] PDF (INDUSTRI KERAJINAN BORDIR SEBAGAI UPAYA MEMBUKA LAPANGAN KERJA BAGI PEREMPUAN)
Download (158kB)

Abstract

SARI Wicaksono, Ragil. 2010. Industri Kerajinan Bordir Sebagai Upaya Membuka Lapangan Kerja Bagi Perempuan (Kasus “UD. Bintang Mahkota” di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus). Skripsi, Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I: Dra. Rini Iswari, M.Si, Pembimbing II: Drs. Totok Rochana, M.A. Hal: 89. Kata Kunci : industri kerajinan bordir, lapangan kerja, perempuan Sentra industri kerajinan bordir di Kabupaten Kudus berada di Desa Padurenan Kecamatan Gebog. Keberadaan industri kerajinan bordir di Desa Padurenan dalam proses produksinya membutuhkan tenaga kerja dari masyarakat sekitar, khususnya kaum perempuan. Penggunaan tenaga kerja perempuan pada industri kerajinan bordir di Desa Padurenan akan memunculkan permasalahan sehingga penelitian ini berusaha mengungkapkan industri kerajinan bordir sebagai usaha membuka lapangan kerja bagi kaum perempuan. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah 1) Mengapa industri kerajinan bordir di Desa Padurenan mempekerjakan perempuan; 2) Apa faktor pendorong dan penghambat perempuan pekerja industri kerajinan bordir di Desa Padurenan. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui industri kerajinan bordir di Desa Padurenan dalam mempekerjakan perempuan; 2) Mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat yang ditemui perempuan industri kerajinan bordir di Desa Padurenan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Fokus penelitian ini adalah industri kerajinan bordir dalam mempekerjakan perempuan, serta faktor pendorong dan penghambat perempuan pekerja bordir. Subyek penelitian ini adalah perempuan pekerja bordir “UD. Bintang Mahkota” yang pengerjaannya ditempat industri dan dirumah pekerja, serta informan pendukung yaitu pemilik industri kerajinan bordir dan kepala Desa Padurenan. Sumber data primer dalam penelitian ini penulis memperoleh langsung melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan subjek penelitian dan informan di lapangan. Data sekunder diperoleh dari sumber tertulis dan foto. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dengan teknik triangulasi. Metode pungumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat dan teknik pengumpulan data juga keabsahan data dipergukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: 1) Industri kerajinan bordir di Desa Padurenan dalam mempekerjakan perempuan mempunyai alasan yang meliputi meminimalkan upah yang diberikan perempuan pekerja bordir, bordir diidentikkan dengan perempuan, dan perempuan dalam bekerja lebih terampil dan tekun; 2) Faktor pendorong perempuan dalam memasuki industri kerajinan bordir meliputi: bekerja dengan latar belakang pendidikan yang tidak tinggi, tidak terikat dengan jam kerja, dan dapat berinteraksi dengan orang banyak; 3) Faktor penghambat perempuan dalam memasuki industri kerajinan bordir yaitu beban ganda, dimana selain bekerja mencari nafkah juga harus mengerjakan tugas domestik. Simpulan dari penelitian ini adalah: 1) Industri kerajinan bordir dalam mempekerjakan perempuan terdapat keyakinan gender dari pemilik industri kerajinan bordir dalam mempekerjakan perempuan yaitu perempuan pekerja bordir dianggap bukan pecari nafkah utama sehingga meminimalkan upah, bordir diidentikan dengan perempuan, perempuan dianggap lebih terampil dan tekun daripada laki-laki; 2) Faktor pendorong perempuan dalam memasuki industri kerajinan bordir yaitu bekerja dengan latar belakang pendidikan yang tidak tinggi, tidak terikat dengan jam kerja, dan dapat berinteraksi dengan orang banyak; 3) Faktor penghambat perempuan dalam memasuki industri kerajinan bordir yaitu beban ganda, dimana selain bekerja mencari nafkah juga harus mengerjakan tugas domestik. Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagi pengusaha industri kerajinan bordir, agar upah perempuan pekerja bordir disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dikerjakan, tidak karena perempuan pekerja bordir dianggap bukan pencari nafkah utama dalam sebuah keluarga. Peningkatan motivasi kerja dapat dilakukan dalam bentuk pemberian hadiah bagi perempuan pekerja bordir yang disiplin, mencapai target produksi serta perempuan pekerja bordir yang mampu menciptakan kreasi motif bordir yang baru; 2) Bagi perempuan pekerja bordir, agar meningkatkan kedisiplinan kerja dengan menyelesaikan target produksi sesuai waktu yang diharapkan serta meningkatkan kreasi motif bordir agar lebih banyak variasi motif bordir, hal tersebut dapat disampaikan dengan sosialisasi pada perempuan pekerja bordir; 3) Bagi pemerintah Kabupaten Kudus, agar menaruh perhatian yang lebih pada Desa Padurenan sebagai sentra industri kerajinan bordir di Kabupaten Kudus dengan segera merealisasikan Desa Padurenan sebagai objek wisata belanja, karena akan semakin besar menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan dari masyarakat sekitar.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: industri kerajinan bordir, lapangan kerja, perempuan
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: Users 3263 not found.
Date Deposited: 18 Nov 2011 00:24
Last Modified: 18 Nov 2011 00:24
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/8236

Actions (login required)

View Item View Item