Keberadaan Aliran Kejawen “Sapta Darma” (Studi Kasus di Persatuan Warga Sapta Darma Kabupaten Kendal).


Mega Rumawati , 3501405015 (2011) Keberadaan Aliran Kejawen “Sapta Darma” (Studi Kasus di Persatuan Warga Sapta Darma Kabupaten Kendal). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Keberadaan Aliran Kejawen “Sapta Darma” (Studi Kasus di Persatuan Warga Sapta Darma Kabupaten Kendal).]
Preview
PDF (Keberadaan Aliran Kejawen “Sapta Darma” (Studi Kasus di Persatuan Warga Sapta Darma Kabupaten Kendal).) - Submitted Version
Download (1MB) | Preview

Abstract

Di Kabupaten Kendal terdapat banyak aliran kejawen, diantaranya adalah aliran Kejawen Sapta Darma. Sapta Darma merupakan salah satu aliran besar Kejawen yang pertama kali dicetuskan oleh Hardjosapuro yang kemudian disebut Sri Gautama dan selanjutnya disebarkan hingga meninggalnya pada 16 Desember 1964. Setelah Hardjosapuro meninggal, kepemimpinan Sapta Darma digantikan oleh Ibu Suwartini yang kemudian disebut Sri Pawenang. Nama Sapta Darma diambil dari bahasa Jawa: Sapta berarti tujuh dan Darma berarti kewajiban suci. Jadi, Sapta Darma berarti tujuh Kewajiban Suci. Sapta Darma adalah aliran kepercayaan meski banyak buku yang menyebutnya sebagai agama. Warga sapta memiliki pandangan sendiri dalam memaknai ajaran-ajaran dalam Sapta Darma. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah pandangan-pandangan anggota Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) Kabupaten Kendal tentang aliran Sapta Darma, (2) apa saja kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh anggota Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) Kabupaten Kendal. Penelitian ini bertujuan : (1) mengetahui pandangan anggota Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) Kabupaten Kendal tentang aliran Sapta Darma, (2) mengetahui kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh anggota Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data melalui metode wawancara, metode observasi, dan metode dokumentasi. Untuk menguji validitas data digunakan teknik Triangulasi. Hasil penelitian menunjukan : (1) Pandangan anggota Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) tentang aliran Sapta Darma yaitu bahwa setiap Warga Sapta wajib untuk mengamalkan wewarah tujuh. Sapta Darma mempunyai tujuan untuk memayu-hayuning bagya buwana yang artinya membimbing hidup manusia untuk dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di alam langgeng/akhirat (mencapai kebahagiaan hidup jasmani dan rohani), namun ajaran Sapta Darma lebih menekankan pada keselamatan hidup di dunia, (2) kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Persatuan Warga Sapta Darma (Persada) diantaranya adalah: a) sujud, merupakan wujud peribadatan warga Sapta Darma kepada Allah Hyang Maha Kuasa, warga Sapta Darma diwajibkan untuk melakukan sujud paling sedikit satu kali dalam sehari, b) racut merupakan memisahkan rasa, fikiran, atau ruh dari jasad tubuhnya untuk menghadap Allah Hyang Maha Kuasa, c) hening merupakan menenangkan pikiran sehingga hanya tertuju pada Allah Hyang Maha Kuasa, d) sarasehan merupakan agenda pertemuan para penuntun pembina, dan anggota guna mengetahui perkembangan Sapta Darma, e) sanggaran, yaitu pertemuan rutin yang dilakukan oleh anggota Persatuan Warga Sapta Darma untuk melakukan ibadah bersama di sanggarsanggar yang ada di Kabupaten Kendal. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Persatuan Warga Sapta Darma Kabupaten Kendal tidak pernah memaksa orang lain untuk mengikuti ajarannya. Selain itu Warga Sapta Darma juga ada dua macam yaitu penghayat utuh atau penghayat total yang hanya menjalankan ajaran Sapta Darma, tidak memeluk atau meyakini ajaran agama lain dan ada pula Warga Sapta Darma yang memeluk agama lain dan menjalankan ajarannya, misalnya memeluk agama Islam. Warga Sapta Darma berusaha untuk berpikiran positif terhadap pandangan-pandangan miring dari sebagian masyarakat terhadap ajaran-ajaran Sapta Darma. Warga Sapta Darma selalu mengamalkan wewarah tujuh dan menjalankan sujud setiap hari. Hal ini dilakukan untuk membentengi diri mereka dari perbuatan buruk. Warga Sapta Darma merefleksikan diri mereka dengan simbol kepribadian manusia yang merupakan simbol Sapta Darma. Saran dari penelitian ini yaitu: (1) bagi anggota Warga Sapta Darma tetap konsisten dalam menjalankan ajarannya supaya aliran Sapta Darma tetap terjaga keberadaannya, (2) bagi Pemerintah, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata diharapkan dapat mengkoordinir aliran-aliran kepercayaan yang ada. Hal ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan asli Indonesia, khususnya budaya Jawa.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Pandangan, Aliran Kejawen, Sapta Darma
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
H Social Sciences > HM Sociology
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: eko handoyo perpustakaan
Date Deposited: 02 Nov 2011 09:22
Last Modified: 25 Apr 2015 06:31
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/6875

Actions (login required)

View Item View Item