DEBBIE MAGHDALIA, 8111414217 (2022) FAKTOR PENYEBAB PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA KUDUS. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

PDF - Published Version Restricted to Repository staff only Download (29MB) | Request a copy

Abstract

Sebuah perkawinan pada asasnya hanya terdiri dari seorang suami dan seorang isteri. Namun, dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 membolehkan seorang suami untuk mempunyai lebih dari seorang isteri dalam waktu yang bersamaan atau biasa disebut poligami. Kebolehan untuk melakukan poligami dalam Undang-Undang tentu dibatasi yaitu dengan memenuhi beberapa persyaratan dan mendapatkan izin dari Pengadilan Agama. Diberlakukannya persyaratan-persyaratan untuk dapat melakukan poligami nyatanya tidak membuat suami mengurungkan niatnya untuk melakukan poligami. Seperti halnya di Pengadilan Agama Kudus, permohonan izin poligami pada tahun 2015-2019 justru cenderung meningkat. Berdasarkan hal tersesebut terdapat beberapa pertanyaan yang dijadikan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Apa faktor penyebab permohonan izin poligami di Pengadilan Agama Kudus, (2) Bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan permohonan izin poligami di Pengadilan Agama Kudus. Penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiologis dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dan studi dokumen. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab diajukannya izin poligami di Pengadilan Agama Kudus antara lain karena isteri tidak mampu melayani kebutuhan biologis suami yang tinggi, isteri menderita sakit, belum mempunyai keturunan, menghindari adanya perceraian, pemohon dengan calon isteri kedua saling mencintai, bertanggungjawab atas kehamilan calon isteri kedua diluar pernikahan. Dari faktor-faktor tersebut diketahui bahwa faktor penyebab permohonan izin poligami di Pengadilan Agama Kudus adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini disebabkan karena adanya kebutuhan pemohon yang tidak terpenuhi dan adanya keyakinan/pemikiran pemohon bahwa poligami adalah perintah agama. Sedangkan faktor eksternal disebabkan karena adanya paksaan dari pihak keluarga calon isteri kedua dan karena agama dan undang-undang membolehkan untuk poligami. Untuk memutuskan perkara permohonan izin poligami hakim mempunyai dasar pertimbangan pada terpenuhi atau tidaknya syarat alternatif dan syarat kumulatif dalam pasal 4 ayat (2) dan pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Apabila syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi, hakim akan mengabulkan permohonan izin poligami. Tapi jika syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi hakim akan menolak permohonan izin poligami. Hakim juga dapat mengabulkan permohonan dengan mengesampingkan terpenuhinya syarat alternatif dengan pertimbangan apabila syarat kumulatif telah terpenuhi dan dengan pertimbangan maslahat mafsadat. Simpulan penelitian ini adalah (1) Faktor penyebab diajukannya permohonan izin poligami disebabkan adanya faktor internal dan faktor eksternal (2). Dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara permohonan izin poligami dengan melihat pemenuhan syarat alternatif dan syarat kumulatif dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Namun, dalam memutuskan perkara ini hakim juga dapat mengesampingkan syarat alternatif dengan pertimbangan apabila syarat kumulatif telah terpenuhi dan petimbangan maslahat mafsadat. Saran dalam penelitian ini (1) Pemohon izin hendaknya memenuhi syarat alternatif pada pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. (2) Dalam memeriksa perkara izin poligami hakim tidak hanya mendasarkan putusannya pada bukti pengakuan saja tapi juga alat bukti lain seperti alat bukti surat

Actions (login required)

View Item