Hubungan Superstitious Belief dengan Intolerance of Uncertainty Pada Masyarakat Suku Jawa


Tiara Awanisa Pamardisiwi, 1511419043 (2023) Hubungan Superstitious Belief dengan Intolerance of Uncertainty Pada Masyarakat Suku Jawa. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of 1511419043_Tiara Awanisa Pamardisiwi.pdf] PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Kepercayaan masyarakat Jawa pada nilai budaya seolah tidak terpisahkan. Bahkan untuk suku Jawa memiliki kitab atau buku berisi nilai-nilai yang diwariskan turun temurun dan dikenal dengan nama Primbon. Misalnya di dalam buku Primbon terdapat anjuran dalam menentukan hari baik untuk acara sakral seperti pernikahan yaitu pada bulan Jumadil Akhir, Ruwah, Besar, dan Rajab yang memiliki hari Selasa Kliwon (Gunasasmita, 2009). Terlebih lagi ketika memasuki masa dewasa, masyarakat suku Jawa juga tidak lepas dari perubahan. Sebab setiap individu yang mulai memasuki masa dewasa dianggap sudah memiliki kebebasan untuk merencanakan masa depannya serta memilih untuk percaya atau tidak dengan nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun temurun tersebut. Oleh karena itu, masa dewasa lebih rentan untuk mengalami keadaan intolerance of uncertainty. Kondisi intolerance of uncertainty pada individu muncul ketika ada kemungkinan terjadinya situasi yang buruk atau memiliki masa depan yang beresiko. Oleh karena itu, terdapat banyak individu yang berusaha untuk menurunkan kemungkinan buruk tersebut di masa depan dengan superstitious belief. Intolerance of uncertainty diartikan sebagai derajat penolakan (ketidakmampuan menerima) dari ketidakpastian menyangkut situasi di masa depan yang muncul dari ketidakmampuan mengumpulkan informasi dan ketidakberdayaan untuk menghadapinya. Pertimbangan akan masa depan yang tidak dapat dipastikan keadaannya disertai ketidakmampuan untuk memutuskan dapat menyebabkan efek negatif bagi psikis karena bersinggungan dengan kecemasan. Superstitious belief digunakan sebagai usaha untuk menangani intolerance of uncertainty dengan harapan mampu mengubah kehadiran situasi atau keadaan yang bersifat negatif menjadi netral atau bahkan positif di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apakah ada hubungan antara superstitious belief dengan intolerance of uncertainty pada masyarakat suku Jawa. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Dilakukan dengan populasi masyarakat suku Jawa yang masih kental dan percaya pada budaya, mitos, takhayul, dan kearifan lokal lainnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling dengan total 395 sampel. Instrumen skala yang dipilih untuk penelitian ini adalah skala model Likert. Teknik pengolahan dan analisa dilakukan dengan Pearson Product Moment sesuai dengan data yang terdistribusi normal setelah melakukan uji normalitas. Hasil yang diperoleh untuk melihat apakah ada hubungan antara superstitious belief dengan intolerance of uncertainty melalui uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis alternatif diterima. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara superstitious belief dengan intolerance of uncertainty pada masyarakat suku Jawa. Nilai Pearson’s r menunjukkan angka 0.423 atau bermakna hubungan antara dua variabel dalam kategori cukup atau sedang.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Intolerance of uncertainty, Superstitious Belief.
Subjects: Fakultas Ilmu Pendidikan > Psikologi (S1)
B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Fakultas: Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi > Psikologi (S1)
Depositing User: TUKP unnes
Date Deposited: 09 Oct 2024 03:27
Last Modified: 09 Oct 2024 03:27
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/64782

Actions (login required)

View Item View Item