Riska Dwijayanti, 2101418012 (2023) KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKSASI DALAM TEKS DESKRIPSI PEMELAJAR BIPA 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

PDF - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kesalahan berbahasa menjadi salah satu permasalahan yang banyak ditemui oleh pemelajar asing yaitu penggunaan afiks atau kata imbuhan. Proses pembentukan kata imbuhan atau afiks dalam bahasa Indonesia memiliki kaidah secara khusus yang tidak asal membubuhi kata dasar dengan satuan afiks. Banyaknya variasi imbuhan dalam bahasa Indonesia menjadikan faktor utama pemelajar kesulitan dalam memahami kata imbuhan. Selain itu, relasi makna pada kata dasar jika disisipkan jenis afiks yang berbeda akan memiliki makna yang berbeda pula, misalnya melukis, lukisan dan pelukis yang memiliki satu kata dasar yang sama yakni lukis,tetapi memiliki makna yang berbeda. penelitian ini mengkaji kesalahan afiksasi dalam teks deskripsi pemelajar BIPA Level 2A Wisma Bahasa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan afiksasi pada teks deskripsi pemelajar BIPA level 2A di Wisma Bahasa Yogyakarta, menguraikan kendala yang dialami pemelajar BIPA level 2A dalam penggunaan afiksasi pada teks deskripsi, serta merumuskan solusi terhadap kendala penggunaan afiksasi pada teks deskripsi pemelajar BIPA level 2A Wisma Bahasa Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode agih, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik baca markah. Tahapan analisis data dengan membaca teks deskripsi lalu memberi markah pada kata berafiks yang teridentifikasi adanya kesalahan, kemudian dikelompokkan dan dianalisis pada kartu data. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 kesalahan penggunaan afiksasi. Kesalahan tersebut berupa 6 bentukan prefiks dan 6 bentukan konfiks. Kesalahan tersebut dikategorikan menjadi beberapa kasus yaitu: kesalahan pada proses penghilangan fonem, kesalahan pada proses perubahan fonem, kesalahan pada proses penambahan fonem, kesalahan pada penulisan imbuhan di-, dan kesalahan pada pemilihan kata berafiks yang kurang tepat. Kendala pemelajar dalam pembubuhan kata berafiks antara lain: (1) latar belakang bahasa yang berbeda. (2) terbatasnya kemampuan pemelajar dalam proses afiksasi, keterbatasan ini mencakup lemahnya daya ingat dan kekurangpahaman pemelajar mengenai penggunaan bahasa yang sesuai (3) rendahnya motivasi belajar dan pemelajar sering pempertanyakan kelogisan afiksasi (4) kendala pelasanaan kegiatan pembelajaran, kendala ini berupa sistemkelas dan metode pembelajaran yang kurang efektif, dan (5) kurangnya buku referensi yang berisi proses morfofonemik, latihan soal, aturan/rumus pembubuhan dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan level pemelajar. solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan afiksasi yang berkelanjutan yaitu, (1) memperbanyak membaca, menonton video, mendengarkan musik berbahasa Indonesia, dan terjun dalam masyarakat, (2) Penambahan buku referensi terkait kaidah morfofonemik. 3) perubahan pelaksanaan kegiatan pembelajaran berupa sisitem kelas, (4) penggunaan metode belajar yang lebih efektif, seperti game dan pemanfaatan aplikasi. Saran yang dapat diberikan, pemelajar harus memperbanyak membaca buku berbahasa Indonesia agar perbendaharaan kata berafiks meningkat, pengajar dapat menciptakan metode yang lebih variatif dan inovatif dan mengevaluasi pemahaman afiksasi pemelajar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya.

Actions (login required)

View Item