HIBRIDITAS DAN RESISTENSI DALAM NOVEL DOM SUMURUP ING BANYU KARYA SUPARTO BRATA: KAJIAN POSKOLONIAL
Nur Fitriani, 2611418001 (2023) HIBRIDITAS DAN RESISTENSI DALAM NOVEL DOM SUMURUP ING BANYU KARYA SUPARTO BRATA: KAJIAN POSKOLONIAL. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Novel Dom Sumurup Ing Banyu karya Suparto Brata merupakan novel sejarah yang menceritakan kondisi bangsa Republik pada tahun 1948. Novel ini menggunakan Bahasa Jawa ngoko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan konsep hibriditas (percampuran) dan resistensi (perlawanan) yang ada dalam novel Dom Sumurup Ing Banyu dengan menganalisis poskolonial konsep Homi Bhabha. Penelitian ini menggunakan teori poskolonial untuk menjelaskan hibriditas dan resistensi yang ada dalam novel Dom Sumurup Ing Banyu karya Suparto Brata. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik hermeneutik untuk mempelajari konsep hibriditas Homi Bhabha dalam novel Dom Sumurup Ing Banyu karya Suparta Brata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) gambaran hibriditas (percampuran) dalam novel Dom Sumurup Ing Banyu karya Suparto Brata berupa hibriditas yang ada pada tokoh penokohan, benda, dan kostum. Hibriditas pada tokoh penokohan dialami oleh tokoh Herlambang, Ngesthireni, Kiswanta, dan Raden Mas Yogyantara dengan melalui karakternya masing-masing dalam menerima percampuran budaya antara budaya Belanda dan pribumi. Hibriditas pada benda berupa senjata tommygun, ban sepeda pompa, senjata cung, dan garasi otomatis. Hibriditas pada kostum yaitu kostum tentara Cakra (tentara Belanda) yang disediakan van Grinsven untuk dipakai Herlambang saat menjalannya misinya sebagai spionase (mata-mata). (2) gambaran resistensi (perlawanan) terhadap penguasa kolonial dalam novel Dom Sumurup Ing Banyu karya Suparto Brata dapat dilihat dalam ambivalensi dan mimikri. Pada ambivalensi atau persamaan tetapi tidak sama persis dalam novel Dom Sumurup Ing Banyu melalui ambivalensi pada tokoh penokohan yang terjadi pada tokoh Ngesthireni dan Herlambang yang melakukan perlawanan dengan karakternya masing-masing. Ambivalensi pada benda berupa permen dari van Grinsven yang mengandung persamaan bentuknya tetapi tidak sama persis. Ambivalensi pada latar tempat yaitu Restoran Sedap Malam dengan Restoran Tong Sien yang sama-sama tempat makan tetapi tidak sama persis karena mempunyai perbedaan dalam segi pelayanannya. Pada Mimikri atau peniruan dalam bentuk budaya yang terjadi dalam novel Dom Sumurup Ing Banyu yang bertujuan untuk mengejek atau menghina. Mimikri terjadi pada tokoh penokohan yaitu tokoh Ngesthireni. Mimikri pada latar tempat yaitu peniruan losmen atau hotelnya Belanda. Mimikri pada alat transportasi berupa kereta api. Dan mimikri pada bahasa ketika Herlambang menggunakan bahas Belanda sedang berbicara dengan Ngesthireni
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Poskolonial; Hibriditas; Resistensi; Ambivalensi; Mimikri |
Subjects: | P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Jawa (S1) |
Depositing User: | dwi setyo hastaningsih |
Date Deposited: | 07 Jun 2024 02:20 |
Last Modified: | 07 Jun 2024 02:20 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/63100 |
Actions (login required)
View Item |