BENTUK DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KESENIAN BERIPAT BEREGONG DI SANGGAR SENI TURNERA BALANSI DESA BADAU KECAMATAN BADAU KABUPATEN BELITUNG
Nadhifah Rizda Khairunnisa, 2501418024 (2023) BENTUK DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KESENIAN BERIPAT BEREGONG DI SANGGAR SENI TURNERA BALANSI DESA BADAU KECAMATAN BADAU KABUPATEN BELITUNG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Bentuk kesenian Beripat Beregong di Sanggar Seni Turnera Balansi memiliki perbedaan dengan bentuk kesenian Beripat Beregong pada umumnya. Keunikan yang terdapat pada kesenian Beripat Beregong di Sanggar Seni Turnera Balansi yaitu terdapat pada bentuk pertunjukan berupa alur cerita. Kesenian Beripat Beregong memiliki fungsi yang melekat dengan adat pada masyarakat di Desa Badau. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk pertunjukan yang meliputi struktur dan unsur-unsur pertunjukan serta fungsi pertunjukan kesenian Beripat Beregong di Sanggar Seni Turnera Balansi. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Objek penelitian adalah pertunjukan kesenian Beripat Beregong, sedangkan subjek penelitian adalah ketua sekaligus penari dan koreografer di Sanggar Seni Turnera Balansi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bentuk kesenian Beripat Beregong terdiri dari beberapa unsur. Tema kesenian Beripat Beregong merupakan bela diri antara laki-laki dalam memperebutkan wanita cantik. Gerak terdiri dari 3 macam ragam yaitu nigal, beripat, dan ukel. Pelaku terdiri dari 11 orang diantaranya 6 penari lakilaki, 2 penari wanita, 1 wasit, dan 2 pemusik. Musik pendukung yang berfungsi sebagai ilustrasi tari menggunakan musik langsung, dengan instrumen 1 set kelinangan dan 3 buah gong. Properti menggunakan 1 buah rotan untuk masingmasing penari laki-laki. Tata rias penari wanita menggunakan rias korektif, sedangkan penari laki-laki tidak menggunakan riasan. Busana penari wanita mengenakan baju kurung Belitung, penari laki-laki mengenakan bawahan celana kain dan ikat getang untuk kepala, wasit menggunakan baju kurung kancing. Tempat dan waktu pertunjukan dilakukan di halaman terbuka yang luas atau panggung, pada siang atau malam hari. Tata lampu di malam hari menggunakan lighting general berwarna netral, tata suara menggunakan speaker. Penonton berasal dari berbagai desa dan kalangan usia. Fungsi pertunjukan kesenian Beripat Beregong pada awalnya berkaitan dengan adat masyarakat sebagai sarana pengikat solidaritas antar desa, saat ini fungsi pertunjukan kesenian Beripat Beregong sebagai sarana hiburan, sarana pengikat solidaritas, dan sarana regenerasi. Simpulan penelitian yaitu bentuk kesenian Beripat Beregong merupakan seni tradisional kerakyatan yang memiliki gerak sederhana menggambarkan pertarungan dengan menggunakan rotan, pertunjukkannya dilakukan di panggung atau tempat terbuka, berfungsi sebagai sarana hiburan bagi penonton. Saran peneliti untuk Sanggar Seni Turnera Balansi, agar dapat mengembangkan gerak yang lebih bervariatif untuk memperkenalkan dan melestarikan kesenian Beripat Beregong.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bentuk, Fungsi, Seni Pertunjukan, Beripat Beregong |
Subjects: | N Fine Arts > NL Theater and Dance |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, S1 (Pendidikan Seni Tari) |
Depositing User: | dwi setyo hastaningsih |
Date Deposited: | 06 Jun 2024 02:13 |
Last Modified: | 06 Jun 2024 02:13 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/62956 |
Actions (login required)
View Item |