EKSISTENSI WARGA PERANAKAN TIONGHOA DARI INSTRUKSI PRESIDEN NO. 14 TAHUN 1967 MELALUI ASPEK PENGOBATAN TRADISIONAL CINA DI PECINAN SEMARANG (1967-2000)


Rizkha Khoirunnisha, 3111417038 (2023) EKSISTENSI WARGA PERANAKAN TIONGHOA DARI INSTRUKSI PRESIDEN NO. 14 TAHUN 1967 MELALUI ASPEK PENGOBATAN TRADISIONAL CINA DI PECINAN SEMARANG (1967-2000). Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of SKRIPSI] PDF (SKRIPSI)
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Di tahun 1967, pemerintahan Orde Baru mengeluarkan kebijakan asimilasi terhadap warga Tionghoa melalui Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 mengenai pembatasan Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tionghoa. Kebijakan ini memberikan dampak buruk dan kenangan pahit bagi seluruh warga Tionghoa dan peranakannya yang tinggal di Indonesia, seperti yang ada di wilayah Pecinan Semarang. Mereka berupaya untuk tetap eksis di tengah adanya kebijakan pembatasan-pembatasan tersebut dengan mencari celah yang memungkinkan untuk terus beraktivitas tanpa adanya kekangan dari Pemerintah yaitu melalui Pengobatan Tradisional Cina. Tujuan dari penelitian ini antara lain (1) Mengetahui akibat dari Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 bagi warga peranakan di Pecinan Semarang tahun 1967-2000 (2) Mengetahui eksistensi warga peranakan Tionghoa terhadap Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 melalui aspek pengobatan tradisional Cina di Pecinan Semarang. Metode penlitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian sejarah yang meliputi (1) Heuristik, (2) Kritik sumber, (3) Interpretasi, dan (4) Historiografi. Adapun metode ini mengulas hal yang berhubungan dengan kenyataan pada masa lampau, mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Orde Baru di tahun 1967 hingga 2000 melalui Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 berdampak pada dibatasinya kegiatan keagamaan dan kebudayaan Tionghoa, dilarangnya perayaan-perayaan hari besar Tionghoa, hingga timbulnya berbagai diskriminasi terhadap warga Tionghoa. Mereka mampu bertahan dan tetap ada di tengah adanya tekanan-tekanan tersebut karena kesatuan kuat mempertahankan dan melestarikan budaya asli Tionghoa. Menjadi bidang yang bersifat universal, Pengobatan Tradisional Cina kemudian digeluti oleh warga Tionghoa dan peranakannya untuk tetap eksis mempertahankan budaya Tionghoa. Melalui pengobatan tradisional Cina, warga Tionghoa juga membantu seluruh masyarakat dan memberikan dampak positif antar sesama

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Eksistensi, Instruksi Presiden, Pengobatan Tradsional Cina, Pecinan Semarang.
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
Fakultas: UNSPECIFIED
Depositing User: Setyarini UPT Perpus
Date Deposited: 01 Apr 2024 04:23
Last Modified: 01 Apr 2024 04:23
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/62487

Actions (login required)

View Item View Item