Bagaskara Nur Rochmansyah, 0202521033 (2023) REVITALISASI MITOS NYI PUHACI DALAM WAWACAN SULANJANA: PERSPEKTIF STRUKTURALISME LEVI-STRAUSS. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

PDF (Tesis) Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Naskah Wawacan Sulanjana merupakan salah satu naskah dari sastra lisan Gaok yang berasal dari Kabupaten Majalengka. Naskah tersebut menggambarkan kehidupan orang Sunda yang berkaitan erat dengan dunia pertanian. Masyarakat tersebut pun masih memegang erat dan mempercayai mitos yang berkaitan dengan pertanian. Saat ini, pelestarian dan publikasi ilmiah Gaok berada pada posisi yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi sangat penting dilakukan. Berdasarkan pernyataan tersebut, tujuan penelitian ini, yaitu (1) menemukan struktur mitos Nyi Puhaci yang terkandung dalam Wawacan Sulanjana berdasarkan teori strukturalisme Lévi-Strauss; (2) Menemukan fungsi mitos Nyi Puhaci dalam Wawacan Sulanjana bagi masyarakat Kabupaten Majalengka berdasarkan teori fungsi Bascom-Dundes. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dengan teori struktural Levi�Straus dan teori fungsi Bascom & Dundes. Desain penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Data penelitian ini merupakan bait pupuh yang mengandung unsur alur, tokoh, dan latar cerita. Sumber data penelitian ini adalah naskah Wawacan Sulanjana. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan pembacaan heuristik dan teknik analisis data menggunakan pembacaan hermeneutik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wawacan Sulanjana mengandung mitos beserta fungsinya. (1) Struktur mitos dibangun dalam alur, tokoh, dan latar cerita. Alur cerita dibagi ke dalam empat episode. Episode pertama tentang asal�usul Nyi Puhaci, episode kedua tentang asal-usul berbagai macam tanaman seperti berbagai macam padi, episode ketiga tentang asal-usul hewan yang ada di darat dan di laut (hama), dan episode keempat tentang waktu yang dianjurkan dan dilarang untuk menanam dan memanen padi. Mitos dibangun dalam beberapa tokoh, yaitu tokoh Nyi Puhaci sebagai pemberi kemakmuran, Sapi Gumarang sebagai penguasa Tegal Kapapan (dunia bawah), Rahaden Sulanjana (sebagai penyelamat/perawat padi), Kalabuat dan Budug Basu (sebagai perusak dan hama padi), dan Dewi Nawangwulan (sebagai tokoh yang mengajari orang sunda untuk mengolah padi). Tokoh-tokoh tersebut saling memiliki keterkaitan mengenai adanya mitos tentang pertanian. Mitos yang dibangun dalam latar memuat konsep adanya tiga dunia, yaitu dunia atas tempat para dewa (Suralaya), dunia manusia (Pakuwan), dan dunia bawah (Tegal Kapapan). (2) Selain itu, naskah ini mentransmisikan tiga fungsi, yaitu fungsi pranata sosial bahwa masyarakat Sunda sebagai masyarakat agraris, fungsi edukasi yang terdapat edukasi pengetahuan pemuliaan jenazah, menanam, merawat, mengolah padi, dan teknologi pertanian, dan fungsi pengatur norma masyarakat yaitu mengatur masyarakat agar menghindari hubungan pernikahan sedarah dan sepersusuan. Simpulan penelitian ini, yaitu (1) mitos Nyi Puhaci dalam Wawacan Sulanjana ditemukan dalam alur, tokoh, dan latar cerita. Dalam alur, terdapat episode satu tentang mitos lahirnya Nyi Puhaci, episode dua tentang mitos awal mula tumbuhan (khususnya padi), episode ketiga tentang mitos asal muasal hewan (hama), dan episode keempat tentang mitos waktu anjuran dan larangan menanam serta memanen padi. Mitos pun dibangun dalam tokoh Nyi Puhaci, Sapi Gumarang, Rahaden Sulanjana, Kalabuat dan Budug Basu, dan Dewi Nawangwulan. Mitos yang dibangun dalam latar cerita, yaitu latar dunia para dewa (Suralaya), dunia manusia (Pakuwan), dan dunia bawah (Tegal Kapapan). (2) Fungsi mitos Nyi Puhaci meliputi fungsi pranata sosial masyarakat Sunda sebagai masyarakat agraris, fungsi edukasi berupa pemuliaan jenazah, menanam, merawat, mengolah padi, dan teknologi pertanian, dan fungsi pengatur norma masyarakat agar menghindari hubungan pernikahan sedarah dan sepersusuan.

Actions (login required)

View Item