PERLAWANAN PEREMPUAN PESANTREN TERHADAP BUDAYA PATRIARKI DALAM NOVEL-NOVEL KARYA KHILMA ANIS


Ainiyatul Farihah, 0202520039 (2023) PERLAWANAN PEREMPUAN PESANTREN TERHADAP BUDAYA PATRIARKI DALAM NOVEL-NOVEL KARYA KHILMA ANIS. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of Tesis] PDF (Tesis)
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Perpaduan antara faktor sosiologis dan antropologis menjadikan budaya patriarki tetap eksis di lingkungan pesantren. Keberadaan sosok kiai sebagai pemegang kekuasaan tertinggi turut mendukung adanya budaya patriarki yang dinormalisasi oleh masyarakat. Para perempuan pesantren kemudian melakukan perlawanan agar tidak semakin tertindas dengan berbagai cara. Sastra sebagai cerminan masyarakat turut dijadikan alat untuk menyampaikan ideologi pengarang tentang perlawanan terhadap budaya patriarki tersebut. Kehadiran penulis perempuan dari kalangan pesantren seperti Khilma Anis menambah corak baru dalam khasanan sastra Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk budaya patriarki yang terdapat dalam novel-novel karya Khilma Anis, (2) bentuk perlawanan perempuan pesantren terhadap budaya patriarki yang terdapat dalam novel-novel karya Khilma Anis, dan (3) sikap pengarang terhadap budaya patriarki yang tercermin dalam novel-novelnya. Pendekatan yang digunakan adalah kritik sastra feminis ideologis dengan sudut pandang reading as a woman. Data penelitian berupa kutipan klausa atau paragraf yang diasumsikan mengandung bentuk patriarki, bentuk perlawanan, dan sikap pengarang. Data tersebut dikumpulkan menggunakan teknik pembacaan semiotik kemudian dianalisis menggunakan teknik hermeneutik. Data diambil dari tiga novel karya Khilma Anis berjudul Jadilah Purnamaku, Ning (2016), Wigati: Lintang Manik Woro (2018), dan Hati Suhita (2019). Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat bentuk patriarki yang ditemukan dalam novel-novel karya Khilma Anis, yaitu (1) perjodohan, (2) poligami, (3) kekerasan psikis, dan (4) subordinasi perempuan. Adapun perlawanan yang dilakukan perempuan pesantren hanya ditemukan tiga bentuk, yaitu (1) menolak poligami, (2) melawan kekerasan, dan (3) melawan subordinasi. Tidak ditemukan perlawanan perempuan dalam budaya perjodohan di pesantren. Adapun sikap pengarang yang ditemukan ada dua, yaitu sikap yang mendukung budaya patriarki dan sikap yang melawan budaya patriarki. Dukungan terhadap budaya patriarki tampak pada penggambaran tokoh perempuan yang pasrah ketika dijodohkan. Pernikahan dari perjodohan tersebut pun dikisahkan berakhir dengan bahagia. Sikap pengarang yang mendukung budaya patriarki ini ditemukan dalam ketiga novelnya. Adapun sikap pengarang yang melawan budaya patriarki ditunjukkan dengan narasi yang menunjukkan keberanian para tokoh perempuan dan sifat unggul dalam diri perempuan sehingga mematahkan subordinasi terhadap kaum perempuan. Simpulan dari penelitian ini adalah temuan bentuk budaya patriarki tidak selaras dengan temuan bentuk perlawanannya. Selain itu, terdapat perbedaan sikap pengarang dari novel pertama sampai novel ketiga. Pada novel pertama perempuan tidak banyak melawan dan hanya pasrah, pengarang juga cenderung mendukung budaya patriarki. Sedangkan pada novel kedua dan ketiga sikap pengarang menunjukkan perlawanan terhadap budaya patriarki yang berbanding lurus dengan temuan bentuk perlawanan para tokoh perempuan.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: perempuan pesantren, perlawanan, kritik sastra feminis, patriarki
Subjects: L Education > L Education (General)
Fakultas: Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Indonesia, S2
Depositing User: TUKP unnes
Date Deposited: 25 Mar 2024 04:58
Last Modified: 25 Mar 2024 04:58
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/62309

Actions (login required)

View Item View Item