FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 9 TAHUN BAGI ANAK USIA SEKOLAH DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
Gigih Nopembri , 3201403020 (2007) FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 9 TAHUN BAGI ANAK USIA SEKOLAH DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 9 TAHUN BAGI ANAK USIA SEKOLAH DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI)
- Published Version
Download (635kB) | Preview |
Abstract
Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Apalagi untuk kurikulum berbasis kompetensi saat ini, tujuan belajar yang hendak dicapai dalam proses belajar adalah perubahan tingkah laku. Tercapainya tujuan pengajaran tergantung efektif tidaknya metode mengajar yang digunakan, seorang guru harus bisa memilih dan menentukan metode yang tepat untuk tercapainya tujuan tersebut. Pada proses pembelajaran kemungkinan mengalami kesulitan, rintangan dan hambatan adalah besar sekali. Seperti yang dikatakan Hamalik (1990 : 28) bahwa di dalam pembelajaran senantiasa ada rintangan dan hambatan, guru dan siswa harus cepat mengatasi masalah tersebut, apabila siswa mengalami hambatan dalam belajar maka guru harus memberikan motivasi. Dari latar belakang masalah di atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah, Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi dalam proses pembelajaran pada materi peta tematik pada siswa kelas X semester I di SMAN 1 Karanganom Klaten?, Adakah perbedaan hambatan antara kelas yang mendapatkan pelajaran geografi materi peta tematik pada jam awal dan jam akhir pada siswa kelas X semester I di SMAN 1 Karanganom Klaten? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui proses belajar pada pokok bahasan peta tematik di SMAN 1 Karanganom Klaten, (2) Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran kelas X di SMAN 1 Karanganom Klaten, (3) Untuk mengetahui perbedaan hambatan antara kelas yang mendapatkan pelajaran geografi materi peta tematik pada jam awal dan jam akhir pada siswa kelas X semester I di SMAN 1 Karanganom Klaten. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Karanganom tahun ajaran 2006/2007 terdiri dari 320 siswa, guru geografi beserta metode, sarana dan relasi. Sampel dalam penelitian ini 2 kelas, yaitu kelas yang mendapatkan pelajaran geografi pada jam awal dan jam akhir. Teknik pengambilan sampel yang digunakan cluster random sampling, yakni peneliti memilih secara acak kelas mana dari 8 kelas yang ada yang hendak dijadikan sebagai sampel penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah hambatan dalam pembelajaran geografi dengan materi pokok peta tematik. Sub variabel penelitian ini yaitu: hambatan kemampuan guru dalam mengajar peta tematik, hambatan kemampuan siswa dalam menangkap materi peta tematik, hambatan penggunaan metode mengajar oleh guru, hambatan penggunaan sarana dan prasarana, hambatan relasi guru dengan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan angket. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan analisis hambatan pembelajaran geografi materi peta tematik yang berupa uji hambatan belajar, estimasi rata-rata tingkat hambatan, dan deskriptif persentase, analisis perbedaan hambatan antara kelas pagi dan kelas siang dengan uji homogenitas, uji kesamaan rata-rata, uji normalitas, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMAN 1 Karanganom Klaten, (a) proses belajar pada pokok bahasan peta tematik di SMAN 1 Karanganom yang berlangsung selama 6 kali pertemuan secara umum cukup baik, dari analisis hasil observasi hanya pada sub materi pokok bahasan skala peta yang mempunyai kriteria jelek dengan skor 0,625 pada kelas siang. (b) berdasarkan faktor penyebab hambatan pada kelas pagi (1) faktor sarana mempunyai hambatan yang paling tinggi dengan skor 2,52, yaitu penggunaan media dan kondisi kelas, (2) kemampuan siswa dengan skor 2,46, terutama tingkat perhatian, minat dan motivasi siswa, (3) metode dengan skor 1,88, terutama dengan aktivitas siswa, (4) relasi dengan skor 1,72 dan (5) kemampuan guru dengan skor 1,68. Sedangkan pada kelas siang (1) kemampuan siswa mempunyai hambatan yang paling tinggi dengan skor 2,61, terutama berkaitan dengan perhatian, minat dan bakat, (2) sarana dengan skor 2,74, terutama tentang penggunaan media pembelajaran dan kondisi kelas, (3) metode 2,08, terutama tentang penyampaian materi oleh guru dan aktivitas siswa, (4) kemampuan guru dengan skor 1,90, terutama penguasaan materi oleh guru dan pengelolaan kelas dan (5) relasi dengan skor 1,78. (c) terdapat perbedaan hambatan dalam proses pembelajaran geografi materi peta tematik siswa kelas X semester 1 SMAN 1 Karanganom Klaten tahun ajaran 2005/2006 antara kelas pagi dan kelas siang. Hal ini dibuktikan dengan uji t dengan t hitung sebesar –2,313, harga t hitung berada pada daerah penolakan Ho yaitu –1,99 > t > 1,99. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru selalu menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan. Guru harus lebih banyak memberikan tugas rumah kepada siswa agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan, dan akan mendorong siswa untuk belajar diluar jam pelajaran. Siswa harus lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan lebih aktif maka materi yang disampaikan guru akan lebih mudah dipahami. Sekolah seharusnya menyediakan sarana yang menunjang kegiatan pembelajaran, khususnya perpustakaan, dengan suasana perpustakaan yang nyaman maka siswa akan senang berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hambatan Proses Pembelajaran, Geografi, Peta Tematik. |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Geografi, S1 |
Depositing User: | Users 98 not found. |
Date Deposited: | 25 Oct 2011 04:04 |
Last Modified: | 25 Apr 2015 06:14 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/6168 |
Actions (login required)
View Item |