TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA WIROGOMO KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG


Nusa Adi Nugraha, 3211415014 (2023) TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA WIROGOMO KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 3211415014_Nusa Adi Nugraha.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Desa Wirogomo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, dimana daerah tersebut teridentifikasi sebagai daerah rawan bencana tanah longsor. Kemiringan perlapisan batuan Desa Wirogomo berdasarkan peta geologi lembar magelang – semarang terdapat pada formasi (Qg) batuan gunung api gili petung dan (Qte) merupakan batuan gunung api Telomoyo yang mempengaruhi sebaran jenis tanah sebagai penyusun batuan induk, sehingga secara geomorfologis Desa Wirogomo terbentuk dari aktivitas vulkanik dengan sebaran jenis tanah yang mendominasi yaitu litosol merupakan jenis tanah dengan kandungan liat ≥ 40%, memiliki drainase baik dengan tekstur agak kasar sehingga dapat dikatakan daya dukung tanahnya relatif rendah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesiapsiagaan masyarakat mengenai bencana tanah longsor pada daerah yang teridentifikasi sebagai daerah rawan bencana tanah longsor. Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang tinggal di Desa Wirogomo. Terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu (purposive sampling) teknik sampling dengan menentukan pengambilan sampel berdasarkan ciri khusus dimana kriteria yang diambil adalah Kepala Keluarga dan (sampling area) dengan menggunakan data peta dari penelitian sebelumnya yang telah membagi kerawanan bencana tanah longsor menjadi 3 yaitu: daerah rawan tinggi, sedang, dan rendah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kesiapsiagaan dengan 6 parameter diantaranya Pengetahuan dan sikap, Kebijakan masyarakat, Rencana tanggap darurat, Sistem peringatan, Mobilisasi sumber daya, dan Kebijakan pemerintah desa. Teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan data statistik tabulasi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan pada masingmasing daerah rawan memiliki jumlah persentase skor yang berbeda yaitu dusun Krajan daerah rawan tinggi termasuk pada kategori Cukup Baik (32,20%), dusun Kendal Ngisor daerah rawan sedang termasuk pada kategori Baik (32,26%), dusun Tlumpak daerah rawan rendah termasuk pada kategori Baik (35,38%) Kesimpulan penelitian ini adalah tiap daerah rawan memiliki skor kesiapsiagaan yang berbeda, berdasarkan analisis data indikator kesiapsiagaan daerah rawan tinggi memiliki presentase lebih rendah dibandingkan daerah rawan sedang maupun rendah walaupun masuk dalam kategori cukup baik. Pemerintah Desa Wirogomo hendaknya mengembangkan program penanggulangan bencana khususnya tanah longsor, seperti program pelatihan kesiapsiagaan, perencanaan wilayah, dan pemasangan alat deteksi dini bencana untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan secara maksimal.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Kesiapsiagaan masyarakat, bencana tanah longsor, daerah rawan longsor tinggi, sedang, rendah
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1
Depositing User: Setyarini UPT Perpus
Date Deposited: 12 Jan 2024 06:45
Last Modified: 12 Jan 2024 06:45
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/61179

Actions (login required)

View Item View Item