Pemanfaatan Tenaga Kerja Anak pada Industri Batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan (Kasus di industri batik “Faaro” dan “Ghinata)
Sri Rosdiana Sari, 3501406548 (2010) Pemanfaatan Tenaga Kerja Anak pada Industri Batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan (Kasus di industri batik “Faaro” dan “Ghinata). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (Pemanfaatan Tenaga Kerja Anak pada Industri Batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan (Kasus di industri batik “Faaro” dan “Ghinata).)
- Submitted Version
Download (888kB) | Preview |
Abstract
Kondisi Ekonomi di Indonesia yang semakin terpuruk yang di barengi dengan banyaknya sumber daya manusia yang tidak berkualitas menyebabkan semakin banyak penduduk di bawah garis kemiskinan. Dengan keadaan seperti ini, menyebabkan adanya pekerjaan anak. Dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan, yang dimaksudkan pekerjaan anak adalah anakanak yang berusia di bawah 18 tahun. Banyak anak dibawah usia 18 tahun di kelurahan Buaran menjadi pekerja anak dan tidak meneruskan sekolah karena berasal dari keluarga miskin sehingga memilih bekerja pada Industri batik. Hal ini dimanfaatkan pengusaha batik untuk mempekerjakan pekerja anak dengan waktu yang lebih lama dari peraturan resmi ketenagakerjaan yang seharusnya hanya 4 jam kerja sehari demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) profil anak-anak yang bekerja pada industri batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan, (2) faktor yang melatarbelakangi bagi pekerja anak menjadi pekerja pada industri batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan, (3) dampak apa yang dirasakan bagi anak-anak yang menjadi pekerja pada industri batik di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja anak yang bekerja pada industri batik. Informan dalam penelitian ini adalah orang tua pekerja anak yang bekerja pada industri batik, pengusaha industri batik yang mempekerjakan anak dan Kepala Kelurahan Buran. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan foto. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi dengan sumber. Analisis data melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) profil anak-anak yang bekerja pada industri batik berasal dari keluarga miskin dan memilih putus sekolah untuk bekerja membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, mereka bekerja antara lain dalam proses menjahit, mengobras, dan finishing (buang sisa benang, pasang kancing, dan pengemasan). (2) Faktor yang melatarbelakangi anak bekerja pada industri batik sesuai dengan keadaan sebenarnya yang mereka alami, antara lain yaitu: kemiskinan, keinginan untuk mandiri, upah kerja yang menarik, dan tradisi turun temurun, dari faktor-faktor tersebut dilatarbelakangi oleh aspek ekonomi, aspek sosisal, dan aspek budaya. (3) Dampak yang dirasakan bagi anakanak yang menjadi pekerja pada industri batik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya mereka alami, antara lain yaitu: menunbuhkan kemandirian ekonomi, hilangnya waktu bermain, hilangnya kesempatan menempuh pendidikan formal, hilangnya kesempatan meningkatkan derajat hidup keluarga, dan memicu terjadinya pernikahan usia muda. Simpulan penelitian ini adalah di Kelurahan Buaran banyak terdapat anak di bawah usia 18 tahun memanfaatkan adanya prioritas kerja dari industri batik untuk berperan dalam perbaikan taraf ekonomi keluarga. Dilihat dari profil para pekerja anak, sebagian besar mereka berasal dari keluarga miskin. Mereka memilih putus sekolah untuk bekerja demi membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sebagian anak-anak tersebut memilih bekerja di bidang industri terutama industri batik karena di Kelurahan Buaran banyak terdapat industri batik yang menjadi dominan. Faktor yang melatarbelakangi anak bekerja antara lain yaitu kemiskinan, keinginan untuk mandiri, upah kerja yang menarik, tradisi turun temurun. Dari faktor-faktor tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya. Dampak yang dirasakan bagi anak-anak yang menjadi pekerja pada industri batik dibedakan menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya yaitu menumbuhkan kemandirian ekonomi. Sedangkan dampak negatifnya antara lain yaitu hilangnya waktu bermain, hilangnya kesempatan menempuh pendidikan formal, hilangnya kesempatan meningkatkan derajat hidup keluarga, dan memicu terjadinya pernikahan usia muda. Saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) bagi Dinas Pendidikan, perlu peningkatan pendidikan masyarakat dengan mengintensifkan program kejar paket A, B, dan kejar paket C di wilayah-wilayah yang memiliki banyak pekerja anak, 2) bagi Lembaga Pelindungan Anak, perlu dilakukan penyuluhan atau sosialisasi terhadap para pekerja anak untuk tetap bersemangat melanjutkan pendidikan dan menunda usia pernikahan sampai usia yang ideal, 3) bagi pengusaha, perlu pertimbangan untuk tidak merekrut pekerja di bawah usia 18 tahun dan memberi jam kerja yang memungkinkan anak tetap dapat bersekolah serta upah yang diberikan pada pekerja anak, sesuai dengan apa yang sudah dikerjakan dan sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang telah ditetapkan pemerintah.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pemanfaatan, tenaga kerja, pekerja anak, industri batik |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1 |
Depositing User: | eko handoyo perpustakaan |
Date Deposited: | 30 Mar 2011 09:33 |
Last Modified: | 25 Apr 2015 04:05 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/611 |
Actions (login required)
View Item |