ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN NORMALIZED DIFFERENCE WATER INDEX (NDWI) DI PESISIR BARAT JEPARA TAHUN 1999-2019
Muhammad Dien Arfiansyah, 3211415030 (2023) ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN NORMALIZED DIFFERENCE WATER INDEX (NDWI) DI PESISIR BARAT JEPARA TAHUN 1999-2019. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. (Submitted)
PDF
Restricted to Repository staff only Download (9MB) | Request a copy |
Abstract
Dinamika perubahan garis pantai di pesisir Jepara sebagian besar diakibatkan proses abrasi. Abrasi sudah terjadi sejak tahun 1961 dan sampai sekarang masih terus berlanjut, sebagian besar berada di pesisir barat Jepara dengan 50% terjadi di Kecamatan Kedung. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeteksi perubahan garis pantai dengan menggunakan Normalized Difference Water Index (NDWI) di pesisir barat Jepara tahun 1999-2019, 2) mengetahui faktor-faktor perubahan garis pantai, 3) menganalisis dampak perubahan garis pantai terhadap penggunaan lahan, dan 4) menganalisis upaya penanganan perubahan garis pantai. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah pesisir dan masyarakat sekitar pantai. Metode pengumpulan data menggunakan penginderaan jauh, observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis spasial berbasis Penginderaan Jauh dan SIG dengan metode Normalized Difference Water Index (NDWI) untuk analisis garis pantai, analisis kuantitatif, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) perubahan garis pantai di pesisir barat Jepara tahun 1999-2019 secara umum didominasi oleh abrasi pantai dengan luas sebesar 228,09 ha atau 93,4% dan laju perubahan sebesar 11,4 ha/tahun. Abrasi tertinggi terjadi di Kecamatan Kedung. Sedangkan akresi yang terjadi tergolong rendah yaitu sebesar 16,11 ha atau 6,6% dengan laju perubahan sebesar 0,81 ha/tahun. Akresi tertinggi terjadi di Kecamatan Jepara. 2) Abrasi cenderung disebabkan oleh gelombang dan arus pada musim barat serta konversi lahan, sedangkan akresi cenderung disebabkan oleh reklamasi dan pembangunan kawasan pesisir. 3) Dampak perubahan garis pantai terhadap pengunaan lahan tahun 1999-2019 sebagian besar terjadi terhadap lahan tambak dan permukiman. Tambak mayoritas mengalami pengurangan luas (kerusakan) sebesar 197,64 ha atau 86,65%, sedangkan permukiman mayoritas mengalami penambahan luas sebesar 11,26 ha atau 69,89%. 4) Upaya penanganan perubahan garis pantai terdiri dari 3 upaya yaitu struktural, non-struktural, dan hybrid. Struktural terdiri dari upaya alami berupa rehabilitasi mangrove dan tanaman vegetasi rapat, dan upaya buatan berupa pembangunan groin, pemecah ombak, dan bronjong serta upaya swadaya berupa trucuk dan karung pasir. Non-struktural berupa sosialisasi dan pelatihan tentang abrasi dan upaya penanganannya melalui penelitian dan pengabdian. Dan hybrid berupa hybrid engineering di Desa Kedungmalang. Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat yang lebih kuat dalam mengatasi perubahan garis pantai agar nantinya penanganannya dapat lebih terpadu dan optimal.
Item Type: | Other |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perubahan Garis Pantai, Normalized Difference Water Index (NDWI), Perubahan Penggunaan Lahan, Upaya Penanganan, Pesisir |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1 |
Depositing User: | Setyarini UPT Perpus |
Date Deposited: | 10 Jan 2024 07:15 |
Last Modified: | 10 Jan 2024 07:15 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/61038 |
Actions (login required)
View Item |