Model Matematika Penyebaran HIV/AIDS dengan Laju Lost to Follow Up (LFU)
Annisa Gracesyana, 4111418020 (2023) Model Matematika Penyebaran HIV/AIDS dengan Laju Lost to Follow Up (LFU). Under Graduates thesis, UNNES.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (585kB) | Request a copy |
|
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (7MB) | Request a copy |
|
PDF
- Published Version
Download (237kB) |
|
PDF
- Published Version
Download (178kB) |
|
PDF
- Published Version
Download (172kB) |
|
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (184kB) | Request a copy |
Abstract
Human Immunodificiency Virus atau biasa disingkat dengan HIV adalah virus penyebab penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan tubuh manusia yang terinfeksi HIV kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit. Waktu yang diperlukan bagi seseorang yang terinfeksi HIV menjadi pengidap AIDS yaitu sekitar lima sampai sepuluh tahun. Sampai saat ini, terapi terbaik bagi penderita terinfeksi HIV yaitu terapi ARV. Namun, meskipun terapi ARV telah banyak menurunkan angka kematian pendeita HIV/AIDS, masih banyak ODHA yang mengalami lost to follow up (LFU). Lost to follow up yaitu ketika sudah 180 hari atau lebih sejak kunjungan terakhir pasien ke klinik. ODHA yang mengalami lost to follow up dalam terapi ARV dapat menyebabkan berhentinya terapi dan meningkatkan risiko kematian. Individu terinfeksi HIV dan pengidap AIDS tidak bisa sembuh. Terapi ARV hanya untuk menurunkan jumlah virus dan mencegah terjadinya infeksi oportunistik. Sehingga pada penelitian ini membahas tentang model matematika penyebaran HIV/AIDS dengan laju lost to follow up (LFU). Dari model yang sudah dibentuk diperoleh dua titik ekuilibrium, yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit (E_0 ) dan titik ekuilibrium endemik (E_1 ). Hasil analisis menunjukkan bahwa E_0 stabil asimtotik lokal apabila R_0<1 dan E_1 stabil asimtotik lokal apabila R_0>1. Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh semakin tinggi laju lost to follow up, mengakibatkan nilai R_0, jumlah individu sehat, terinfeksi HIV, dan pengidap AIDS semakin besar. Semakin rendah laju lost to follow up, mengakibatkan semakin rendah jumlah individu yang menjalani treatment. Pengaruh LFU terhadap individu pada setiap subpopulasi yaitu semakin tinggi laju LFU maka perkembangan individu pada setiap subpopulasi semakin cepat menuju titik stabil pada waktu t. Jadi, untuk mencapai kondisi bebas penyakit atau kondisi dimana penyebaran HIV/AIDS akan hilang maka proporsi LFU perlu diperkecil.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | HIV/AIDS, Lost to Follow Up, Model Matematika, Simulasi Numerik |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) Q Science > QA Mathematics |
Fakultas: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Matematika, S1 |
Depositing User: | Mahasiswa FMIPA |
Date Deposited: | 11 Oct 2023 03:34 |
Last Modified: | 11 Oct 2023 03:34 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/60335 |
Actions (login required)
View Item |