INDEKS PEMBANGUNAN GIZI (Konsep, Metodologi dan Aplikasi)


Irwan Budiono, - (2015) INDEKS PEMBANGUNAN GIZI (Konsep, Metodologi dan Aplikasi). Documentation. FASTINDO, Semarang.

[thumbnail of Turnitin] PDF (Turnitin)
Download (13MB)
[thumbnail of Monograf] PDF (Monograf)
Download (1MB)

Abstract

Keberhasilan pembangunan gizi dapat diukur dengan suatu indeks, yaitu Indeks Pembangunan Gizi (IPG). IPG diperlukan sebagai upaya pemetaan kemajuan pembangunan gizi di suatu wilayah. Instrumen yang digunakan dalam pengkajian IPG tahun 2009 di Kota Semarang perlu dievaluai dan diperluas skala penggunaannya di Kabupaten/ kota yang lain. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan IPG dimaksud untuk menilai dan memetakan kemajuan pembangunan gizi yang dicapai oleh suatu kabupaten atau kota. Pengkajian IPG dalam penelitian ini dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk pengembangan instrumen, yang dilakukan melalui kegiatan FGD, serta eksplorasi berbagai pendapat pakar untuk justifikasi instrumen IPG, terutama terkait indikator dan metodologi pengukurannya. Penelitian kuantitatif untuk mengkontruksi instrumen, dan pengukuran IPG. IPG terdiri dari 4 dimensi utama yaitu status gizi, konsumsi energi dan zat gizi, keamanan pangan, dan gaya hidup. Pengkajian IPG dilakukan di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata IPG Kota Semarang sebesar 0,701 (kategori sedang). Adapun rata-rata tiap dimensi adalah : status gizi adalah 0,947 (kategori baik), konsumsi energi dan zat gizi 0,458 (kategori kurang), keamanan pangan 0,729 (kategori sedang), gaya hidup 0,672 (kategori sedang). Sementara itu rata-rata IPG Kabupaten Semarang sebesar 0,652 (kategori sedang). Adapun rata-rata tiap dimensi adalah: status gizi adalah 0,979 (kategori baik), konsumsi energi dan zat gizi 0,474 (kategori kurang), keamanan pangan 0,833 (kategori baik), gaya hidup 0,322 (kategori kurang). Berdasarkan temuan ketiadaan data konsumsi kalori dan protein keluarga perkapita perhari serta, maka disarankan agar dilakukan kegiatan survey konsumsi. Selain itu berdasarkan temuan rendahnya indeks dimensi gaya hidup (khususnya di Kabupaten Semarang), maka perlu dilakukan upaya Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) gizi secara lebih intensif.

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Fakultas: UNSPECIFIED
Depositing User: Repositori Dosen Unnes
Date Deposited: 26 Apr 2023 04:59
Last Modified: 26 Apr 2023 04:59
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/57381

Actions (login required)

View Item View Item