PENGARUH INTENSITAS CAHAYA, JENIS PEMADAT MEDIA DAN KONSENTRASI BAP TERHADAP KADAR KLOROFIL DAN PERTUMBUHAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium) SECARA IN VITRO
Adninta Husnu Amalia, 4411414027 (2022) PENGARUH INTENSITAS CAHAYA, JENIS PEMADAT MEDIA DAN KONSENTRASI BAP TERHADAP KADAR KLOROFIL DAN PERTUMBUHAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium) SECARA IN VITRO. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Krisan memiliki tingkat heterozigositas dan self incompatibility yang tinggi. Hal tersebut mengakibatkan krisan jarang membentuk biji, sehingga perkembangbiakan secara konvensional sangat sulit. Perbanyakan tanaman krisan umumnya dilakukan dengan metode stek, namun perbanyakan secara in vitro dianggap lebih menguntungkan karena dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat diharapkan dapat memenuhi keinginan konsumen baik jumlah dan mutu bunga. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan eksplan pada kultur in vitro diantaranya adalah lingkungan pertumbuhan, komposisi media dan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intensitas cahaya, jenis media, dan konsentrasi BAP, serta interaksinya terhadap kadar klorofil dan pertumbuhan krisan secara in vitro. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok tiga faktor yaitu intensitas cahaya (1000 lux, 3000 lux dan 5000 lux), jenis pemadat media (agar-agar dan vermikulit) dan konsentrasi BAP (0 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm; dan 1 ppm) diulang sebanyak 3 kali pada setiap taraf perlakuan dengan unit perlakuan 1 eksplan/botol. Parameter yang diamati adalah pertambahan tinggi plantlet, pertambahan jumlah daun, pertambahan jumlah tunas, dan perhitungan kadar klorofil total yang seluruhnya dilakukan pada akhir penelitian yaitu 8 minggu setelah tanam (MST). Data dianalisis dengan Anava tiga arah dan Kruskal Wallis serta uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test. Media dapat mendukung pertumbuhan suatu tanaman dengan cara menjaga kelembapan dan unsur hara yang terdapat di dalamnya. Porositas media mempengaruhi ketersediaan oksigen untuk pertumbuhan dan dipengaruhi oleh sifat bahan yang digunakan. Agar-agar memiliki porositas yang tinggi dan kapasitas penyimpanan unsur yang baik. Vermikulit juga memiliki porositas tinggi yang dapat menyerap air dalam jumlah besar, namun lebih cepat kering. Penambahan BAP pada rentang 0,25 ppm – 1 ppm menunjukkan hasil pertambahan daun dan tunas yang setara. Hal tersebut menunjukkan bahwa rentang tersebut masih dalam batas optimal pertumbuhan daun dan tunas. Semakin tinggi konsentrasi BAP maka tinggi planlet semakin rendah, yang merupakan hasil pertumbuhan yang lambat. Pengaplikasian sitokinin eksogen dalam kondisi normal mampu mendorong biosintesis klorofil pada daun. Meskipun begitu, pada penelitian ini perhitungan faktor tunggal BAP menunjukkan bahwa tanpa penambahan BAP kadar klorofil yang dihasilkan paling tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media agar�agar dengan penambahan BAP rentang 0,25 ppm - 1 ppm menghasikan pertambahan jumlah daun dan tunas yang lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan BAP. Media agar-agar dengan penambahan BAP 0 ppm – 0,25 ppm menghasikan pertambahan tinggi eksplan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain. Vermikulit tanpa penambahan BAP menghasilkan kadar klorofil yang tertinggi.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | intensitas cahaya, media agar-agar, media vermikulit, BAP |
Subjects: | Q Science > QK Botany |
Fakultas: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi, S1 |
Depositing User: | TUKP unnes |
Date Deposited: | 27 Mar 2023 06:58 |
Last Modified: | 27 Mar 2023 06:58 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/56687 |
Actions (login required)
View Item |