STUDI PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 DAN BINA MARGA 2017 PADA KASUS JALAN PENDEKAT JEMBATAN KRETEK 2
Zenni Suryaningrum, 5111418020 (2022) STUDI PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 DAN BINA MARGA 2017 PADA KASUS JALAN PENDEKAT JEMBATAN KRETEK 2. Under Graduates thesis, Unnes.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan dan keinginan masyarakat untuk berpindah tempat dengan cepat juga semakin meningkat. Hal tersebut menuntut adanya inrastruktur jalan yang memadai, sehingga masyarakat dapat menjangkau tempat yang diinginkan dengan waktu yang cepat dan seefisien mungkin. Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) adalah salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan dan mempermudah akses transportasi pariwisata di Yogyakarta. Salah satu bagian dari JJLS adalah pembangunan Jalan Pendekat Samas dan Jalan Pendekat Parangtritis Jembatan kretek 2. Pembangunan jalan tersebut merupakan program pembangunan strategis karena merupakan rangkaian dari jalur Trans South-South Java Road yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Selatan Jawa. Perbandingan perhitungan tebal perkerasan lentur menggunakan dua metode yang berbeda dilakukan agar dapat mengetahui metode manakan yang lebih baik dan efisien untuk diterapkan pada pembangunan jalan pendekat jembatan kretek 2. Pada penelitian ini dilakukan perencanaan perkerasan lentur yang bertujuan untuk membandingkan perhitungan tebal perkerasan lentur jalan baru dengan umur rencana 20 tahun menggunakan metode AASHTO 1993 dan metode Bina Marga 2017. Metode AASHTO 1993 merupakan metode yang berasal dari Amerika Serikat, sedangkan metode Bina Marga 2017 adalah metode yang ada di Indonesia ditetapkan oleh Dirjen Bina Marga. Metode AASHTO 1993 dan metode Bina Marga 2017 memiliki perbedaan dalam parameter dan cara perhitungan, sehingga hasil tebal perkerasan lentur yang didapatkanpun berbeda dari kedua metode tersebut. Berdasarkan perhitungan dari kedua metode tersebut diperoleh hasil untuk tebal lapis permukaan beton aspal Metode AASHTO 1993 sebesar 21 cm dan Metode Bina Marga 2017 sebesar 26 cm. Tebal lapis fondasi atas granular Metode AASHTO 1993 sebesar 15 cm dan Metode Bina Marga 2017 sebesar 30 cm. Tebal lapis fondasi bawah granular Metode AASHTO 1993 sebesar 16 cm dan Metode Bina Marga 2017 sebesar 10 cm. Sehingga dari hasil diatas didapatkan harga per 1 m2 untuk Metode AASHTO 1993 sebesar Rp.790.033,00 dan Metode Bina marga 2017 sebesar Rp.978.717,00. Hasil nilai Structural Number untuk metode AASHTO 1993 sebesar 4,77 dan metode Bina Marga 2017 sebesar 5,90
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | tebal perkerasan lentur, Metode AASHTO 1993, Metode Bina Marga 2017 |
Subjects: | T Technology > TYA Teknik Sipil |
Fakultas: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil, S1 |
Depositing User: | sri yuniati perpustakaan |
Date Deposited: | 14 Mar 2023 01:19 |
Last Modified: | 14 Mar 2023 01:19 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/56517 |
Actions (login required)
View Item |