SISTEM BAGI HASIL MARO SEPULUH DALAM USAHA TAMBAK BUDI DAYA BANDENG DI DESA BAKARAN WETAN KECAMATAN JUWANA


Winda Ratnasari, 3401417070 (2022) SISTEM BAGI HASIL MARO SEPULUH DALAM USAHA TAMBAK BUDI DAYA BANDENG DI DESA BAKARAN WETAN KECAMATAN JUWANA. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 3401417070 - Winda Rattna.pdf] PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Hubungan kerja sama antara pemilik tambak dan penggarap memiliki kesepakatan-kesepakatan yang dibuat di awal kerja sama, di antaranya kesepakatan tentang penggunaan sistem bagi hasil maro sepuluh, yang mana sistem tersebut memberikan bagian hasil kepada pemilik tambak sebesar 90 persen dan 10 persen untuk penggarap. Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) mengetahui alasan penggarap menerima penerima sistem bagi hasil maro sepuluh (2) mengetahui bagaimana sistem bagi hasil maro sepuluh dapat berjalan dan (3) mengetahui dampak sistem bagi hasil maro sepuluh bagi perekonomian pemilik tambak dan penggarap. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data penelitian menggunakan triangulasi sumber. Analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Hasil penelitian menujukkan (1) alasan diterimanya sistem bagi hasil maro sepuluh oleh penggarap, yaitu adanya perbedaan kontribusi, maro sepuluh merupakan sistem yang lazim digunakan, mengikuti keputusan pemilik tambak, dan adanya hubungan personal. (2) sistem maro sepuluh dapat berjalan karena masih menjadi sistem bagi hasil yang umum diterapkan, pemilik tambak dan penggarap saling membutuhkan, daya tawar yang berbeda, adanya pelibatan perasaan. (3) dampak bagi perekonomian penggarap, pendapatan yang relatif kecil, membutuhkan sumber pendapatan lain, masih membutuhkan bantuan pemilik tambak dalam pemenuhan kebutuhan, dan istri terlibat dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Bagi pemilik tambak, mendapatkan bagian yang lebih besar, tetapi berada pada posisi yang rentan terhadap kerugian. Pemilik tambak memiliki sumber pendapatan lain dan dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. Sistem maro sepuluh lebih memberikan kesempatan kepada pemilik tambak untuk bertumbuh dalam hal perekonomian sedangkan perekonomian penggarap berjalan statis. Saran dalam penelitian ini adalah (1) penggarap agar lebih mempertimbangkan lagi secara rasional dalam memilih suatu profesi dan membuat kesepakatan. (2) pemilik tambak agar lebih mempertimbangkan lagi dampak sistem bagi hasil maro sepuluh bagi dirinya maupun orang lain. (3) bagi pemerintah setempat perlu melakukan arahan, pengawasan, maupun pembuatan kebijakan terkait hubungan kerja sama dalam masyarakat.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Sistem Bagi Hasil Maro Sepuluh, Budi Daya Bandeng
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: Sri Wahyuningsih
Date Deposited: 27 Feb 2023 02:20
Last Modified: 27 Feb 2023 02:20
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/56366

Actions (login required)

View Item View Item