PAMALI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA GAMPENG KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK


Siti Zakiyatul Fikriyah, 2611418010 (2022) PAMALI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA GAMPENG KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK. Under Graduates thesis, Unnes.

[thumbnail of 2611418010 - Siti Zakiyatul Fikriyah.pdf] PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Pamali merupakan suatu aturan atau norma yang mengikat mayarakat adat atau sebuah larangan ketika dilakukan, akan mendatangkan malapetaka. Namun, saat ini pamali sudah banyak ditinggal oleh masyarakat, karena dianggap hanya sebuah bualan belaka. Desa Gampeng berbeda dengan kebanyakan desa lain yang ada di Nganjuk, karena menjadi salah satu desa yang masih memegang erat kepercayaan mengenai pamali. Masalah dalam penelitian ini yaitu 1) apa wujud pamali di Desa Gampeng, 2) bagaimana makna pamali yang ada di Desa Gampeng menurut teori semiotika Roland Barthes. 3) bagaimana persepsi masyarakat terhadap pamali yang ada di Desa Gampeng. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan 1) wujud-wujud pamali 2) makna tersirat di balik pamali 3) anggapan masyarakat tentang wujud pamali. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 12 pamali yang masih terus melekat dalam masyarakat Desa Gampeng, “1. Wong wedok lek nyapu kudu resik, 2. Calon manten raoleh metu kurang luweh 15 dina sak durunge ijaban, karo 5 dina sak wuse ijaban. Lek metu gak oleh dewe kudu enek kancane. 3. Wong wadon pas meteng raoleh ngelokne boroke wong liya, 4. Raoleh mangan neng nggon turu. 5. Aja mangan nyambi nyonggo piring, 6. Bojo lanang raoleh potong rambut pas bojo edok lagi meteng, 7. Gak oleh mangan neng duwure loyang sing saka anyaman pring, 8. Cah perawan raoleh tangi padang-padang. 9. Aja mangan pas udan. 10. Raoleh nyicipi pangan langsung saka irus. 11. Wong meteng raoleh lungguh neng lumpang 12. Aja lungguh neng tengah lawang”. (“1. seorang perempuan ketika menyapu harus bersih. 2. calon pengantin dilarang keluar kurang lebih 15 hari sebelum ijabsah dan 5 hari setelah akad kecuali di temani. 3. seorang perempuan hamil tidak boleh menjelekkan keburukan orang lain. 4. dilarang makan didalam kamar tidur. 5. jangan makan dengan menopang piring. 6. (suami dilarang memotong rambutnya ketika istrinya sedang hamil. 7. dilarang makan menggunakan loyang yang terbuat dari anyaman bambu. 8. seorang perempuan yang belum menikah tidak boleh bangun siang. 9. Jangan makan ketika sedang hujan. 10. Dilarang mencicipi makanan langsung dari sendok sayur. 11. Seseorang yang sedang mengandung dilarang duduk di tempat lesung “tempat menumbuk”. 12. Dilarang duduk di tengah pintu”) Masyarakat Desa Gampeng menganggap bahwa pamali adalah warisan leluhur yang mestinya tetap diwariskan untuk anak cucu mereka kelak. Mereka juga menganggap bahwa jika melanggar pantangan-pantangan pamali amak akan ix mendapatkan sanksinya. Makna-makna yang tersirat di dalam pantangan atau pamali yang dipercaya oleh masyarakat Desa Gampeng terdapat ajaran dan norma�norma yang tetap ditegakkan sebagai adat budaya yang ada. Alangkah baiknya untuk peneliti selanjutnya dapat menggali lebih dalam lagi mengenai wujud pamali yang ada dan mengelompokkannya kedalam bentuk-bentuk pamali yang dimiliki oleh masyarakat Desa Gampeng.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Subjects: P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia > Javanese Language and Literature
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Jawa (S1)
Depositing User: sri yuniati perpustakaan
Date Deposited: 13 Feb 2023 01:43
Last Modified: 13 Feb 2023 01:43
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/56231

Actions (login required)

View Item View Item